TEMPO.CO, Jakarta - Lippo Group membuka kesempatan kerja sama dengan berbagai institusi untuk pembangunan fasilitas Meikarta.
Presiden Meikarta Ketut Budi Wijaya mengatakan pembangunan fasilitas Meikarta memiliki lima pilar, yakni infrastuktur dan transportasi yang inovatif; CBD dan pusat riset berteknologi tinggi; lingkungan hijau yang berkelanjutan; pusat bisnis dan komersial; pusat kesenian, kebudayaan, pendidikan dan kesehatan.
"Saat ini kami tengah melakukan penjajakan dengan Institut Teknologi Bandung dan Universitas Indonesia," kata Ketut, Jumat, 22 September 2017.
Ketut menuturkan saat ini pembangunan central park sudah hampir selesai 100 persen. Semua tower crane untuk pembangunan high rise building pun sudah siap.
"Kami optimistis pembangunan tahap pertama Meikarta, yang terdiri atas 100 hektare central park, 250 ribu unit apartemen, dan 1,5 juta meter persegi area komersial, dapat diserahterimakan mulai Desember 2018," ujarnya.
Baca: Meikarta Kian Diminati Investor Asing
Direktur Informasi Publik Meikarta Danang Kemayan Jati mengatakan, bersamaan dengan mencari mitra baru, perusahaan juga tengah memproses izin pembangunan yang diharapkan akan segera selesai.
“Pada prinsipnya kami akan selalu menaati semua peraturan yang disyaratkan," katanya.
Danang melanjutkan, semua inovasi yang dilakukan Meikarta dalam pembangunan sebuah kota modern dengan infrastruktur terlengkap diharapkan menjadi salah satu solusi bagi masalah ketidakmampuan masyarakat membeli rumah yang terjangkau.
“Soalnya banyak kalangan masyarakat yang sudah bekerja dan punya penghasilan tetap tapi tetap tidak mampu membeli hunian yang terjangkau,” tuturnya.
Pembangunan proyek Meikarta yang ditargetkan mencapai 500 hektare di Kabupaten Bekasi akan berlokasi di wilayah strategis di antara 10 industri besar, akses ke fasilitas transportasi terintegrasi, apartemen modern dan tempat perbelanjaan mewah, serta sekolah-sekolah terbaik dan rumah sakit dengan fasilitas internasional untuk menunjang kualitas kehidupan berstandar tinggi.