TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemangkasan beberapa pos dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 dilakukan untuk memperkuat pondasi perekonomian Indonesia. Selama ini, menurut Sri, pondasi ekonomi sedikit goyah karena target dalam APBN kerap tidak tercapai.
"Karena itu, begitu kembali, saya ingin bagaimana APBN bisa kredibel dan efektif. Itulah kenapa ada penyesuaian. Tahun ini belanja berkurang. Tapi, penerimaan tentu tetap akan didorong, termasuk dari tax amnesty," ujar Sri dalam seminar Foreign Policy Community of Indonesia di The Kasablanka, Jakarta, Sabtu, 17 September 2016.
Sri menuturkan pemerintah akan terus memperkuat pondasi perekonomian di tengah kondisi global yang melemah. Di sektor riil, menurut dia, pemerintah telah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi jilid ke-13 yang menyentuh sektor perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Selain itu, Sri berujar, pemerintah juga terus meningkatkan produktivitas melalui pembangunan infrastruktur. Pengurangan kesenjangan, menurut dia, juga menjadi fokus pemerintah. "Kebijakan membangun dari pinggiran adalah pilihan kebijakan untuk mengoreksi hal-hal itu," ujarnya.
Agar perekonomian bisa terus tumbuh, menurut Sri, pemerintah akan meningkatkan penciptaan lapangan kerja. Namun, kata dia, lapangan kerja tidak hanya dibuat oleh pemerintah. "Kami membuka kesempatan bagi partisipasi swasta. Masyarakat harus produktif," tutur Sri.
Meskipun upaya-upaya itu akan terus dilakukan, Sri menilai, pondasi perekonomian Indonesia saat ini relatif bagus. Pasar domestik cukup besar. Demografi pun, menurut dia, didominasi oleh masyarakat yang masih muda. "Middle class juga terus tumbuh. Ada peningkatan minat di sektor finansial," katanya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI