TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya sudah sempat menguji penggunaan aspal campur plastik hasil penelitian Badan Penelitian Pengembangan (Balitbang) PUPR. Inovasi campuran aspal tersebut sebelumnya ditujukan untuk mengurangi persoalan limbah plastik.
Salah satu lokasi uji coba yang disebut Basuki adalah di areal Universitas Udayana, Bali. "Kami sudah uji coba penerapan hasil penelitian tersebut di jalan dengan volume lalu lintas rendah sepanjang kurang lebih 700 meter pada 18-19 Juli 2017. Hasilnya ternyata cukup baik," ujar Basuki, dikutip dari siaran pers Biro Komunikasi Publik PUPR, Ahad, 17 September 2017.
Aspal bercampur plastik itu pun tengah diujicobakan di Jalan Sultan Agung, Bekasi, yang panjangnya 2,6 kilometer dengan kepadatan lalu lintas yang tinggi. Aspal dicampurkan pada 4 lajur yang masing-masing panjangnya 650 meter.
Menurut Basuki, teknologi aspal plastik akan diterapkan di beberapa tempat lain, seperti Cilincing, Surabaya, Medan dan pada rest area ruas tol Tangerang-Merak.
Dia pun meminta dukungan Kementerian Perindustrian dan pemerintah daerah untuk menyiapkan rantai pasok, terutama karena plastik kresek yang menjadi campuran aspal perlu dicacah terlebih dahulu. "Kami tengah memikirkan bagaimana model bisnis yang tepat untuk mengolah sampah plastik tersebut. Apakah dari bank sampah, pengepul atau pemulung."
Sementara itu Menko Maritim Luhut Pandjaitan menyatakan bangga dengan hasil karya anak bangsa dalam penelitian pemanfaatan sampah plastik sebagai campuran aspal jalan, "Saya memberikan apresiasi kepada Kementerian PUPR atas kerja bersama yang konkrit ini," kata Menteri Luhut.
Kepala Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan PUPR Deded P. Syamsudin memastikan aspal limbah plastik itu tak mengganggu kualitas jalan.
Suhu aspal pun dinilai masih aman yakni di kisaran 150-180 derajat Celcius. "Plastik tidak terdegradasi. Masih jauh dari batas degradasi sampah yaitu 250-280 derajat, sehingga belum memasuki tahap mengeluarkan racun," tutur Deded dalam siaran pers yang sama.
Campuran limbah plastik dengan komposisi 6 persen pada aspal selanjutnya akan digunakan untuk pemeliharaan jalan.
Kebutuhan preservasi jalan nasional saat ini mencapai 47 ribu km. Jika satu kilometer jalan butuh 3 ton plastik, total kebutuhan limbahnya mencapai 140 ribu ton, yang kemudian dicacah menjadi plastik seukuran 5 milimeter.
YOHANES PASKALIS PAE DALE