TEMPO.CO, Jakarta - Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan pelaku pasar harus tetap mewaspadai berbagai sentimen di pekan depan yang akan berimbas pada pasar obligasi dalam negeri. Meski di akhir pekan kemarin pergerakan harga obligasi cenderung melemah namun, diharapkan tidak berlanjut di pekan depan.
"Meski diselingi dengan berbagai sentimen negatif namun, masih terjaganya aksi beli sepanjang pekan kemarin tidak membuat laju pasar obligasi melemah dalam," kata Reza, Ahad, 17 September 2017.
Reza menyarankan pada pekan depan 8 sampai 22 September 2017 untuk tidak melewatkan lelang surat utang negara atau SUN. Pada Selasa 5 September 2017 dimana Pemerintah akan menawarkan lima seri obligasi negara.
Adapun jumlah indikatif SUN yang dilelang sebesar Rp 15 triliun dengan target maksimal Rp 22,5 triliun. Kelima seri obligasi itu adalah Seri SPN03171221 (penerbitan baru) dengan pembayaran imbal hasil secara diskonto dan jatuh tempo 21 Desember 2017 dan Seri SPN12180607 (penerbitan kembali) dengan pembayaran imbal hasil diskonto dan jatuh tempo 7 Juni 2018.
Selain itu, seri FR0061 (penerbitan kembali) dengan tingkat bunga 7,00 persen dan jatuh tempo 15 Mei 2022, Seri FR0059 (penerbitan kembali) dengan tingkat bunga 7,00 persen dan jatuh tempo 15 Mei 2022, Seri FR0075 (penerbitan kembali) dengan tingkat bunga 7,50 persen dan jatuh tempo 15 Mei 2038 dan Seri FR0076 (penerbitan baru) dengan tingkat bunga tetap dan jatuh tempo 15 Mei 2048.
Pada obligasi korporasi, mulai adanya aksi jual cukup menahan pergerakannya sehingga kembali berbalik melemah. Akan tetapi, pelemahan yang terjadi masih tertahan sehingga terlihat masih lebih baik dari pekan sebelumnya.
"Cermati pergerakan imbal hasil obligasi global selanjutnya dan sejumlah sentimen makro yang dapat mempengaruhi pasar obligasi global dan antisipasi perubahan pada pasar obligasi," kata Reza.
HENDARTYO HANGGI