TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2017 mengalami surplus US$ 1,72 miliar. Nilai surplus ini tertinggi sejak November 2011 yang mencapai US$ 1,8 miliar.
Surplus terjadi karena ekspor naik dan impor menurun. Total nilai ekspor pada Agustus 2017 sebesar US$ 15,21 miliar atau naik 11,73 persen (month-on-month). Sedangkan total nilai impor sebesar US$ 13,49 miliar atau turun 2,88 persen (mom).
"Surplus (neraca) dipacu surplus sektor nonmigas US$ 2,41 miliar," kata Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Jumat, 15 September 2017. Sebaliknya, neraca perdagangan sektor migas defisit US$ 0,68 miliar.
Simak: BPS Akui Tak Punyai Data Bisnis Online
Ekspor nonmigas pada Agustus 2017 mencapai US$ 13,93 miliar. Jumlahnya naik 11,93 persen dibanding bulan sebelumnya. Nilainya juga naik 19,94 persen dibanding ekspor Agustus 2016.
Adapun impor nonmigas sebesar US$ 11,53 miliar atau turun 4,80 persen (mom). Bila dibandingkan secara tahunan, impor nonmigas tercatat naik 8,85 persen.
Ekspor migas Agustus 2017 tercatat naik 9,61 persen mom dari US$ 1,16 miliar menjadi US$ 1,2 miliar. Sedangkan impor migas sebesar US$ 180,8 juta atau naik 10,16 persen mom.
Dari sisi neraca volume perdagangan, Indonesia mengalami surplus 33,50 juta ton pada Agustus 2017. Suhariyanto mengatakan surplus neraca sektor nonmigas sebesar 34,21 juta ton menjadi pemicunya. Sementara itu, necara volume perdagangan sektor migas defisit 0,72 juta ton.
Secara kumulatif dari Januari-Agustus 2017, neraca perdagangan juga surplus sebesar US$ 9,11 miliar. Angka tersebut total dari nilai ekspor periode tersebut sebesar US$ 108,79 miliar dan impor US$ 99,68 miliar. BPS mencatat nilai ekspor secara kumulatif naik 17,58 persen (year-on-year) US$ 92,5 miliar. Sedangkan impor kumulatif naik dari US$ 87,4 miliar di periode yang sama tahun lalu.
VINDRY FLORENTIN