TEMPO.CO, Jakarta - PT Sinarmas Cepsa yang merupakan joint venture, alias perusahaan patungan Sinar Mas Group dengan perusahaan asal Spanyol CEPSA Quimica SA, meresmikan pabrik oleokimia yang berada di Kelurahan Lubuk Gaung, Dumai, Riau. Pabrik penghasil asam lemak dan lemak alkohol itu dibangun sejak 2014 dengan nilai investasi menyundul 300 juta euro, atau setara Rp 4,77 triliun.
"Melalui usaha patungan ini kami dapat meningkatkan nilai tambah bagi produk turunan kelapa sawit," ujar Chief Executive Officer Sinar Mas Agribusiness and Food Franky Oesman Widjaja, Kamis, 14 September 2017.
Simak: Pasar Cemerlang, Produsen Elektronik Cina Incar Indonesia
Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 160 ribu metrik ton lemak alkohol. Produk berbasis nabati kini diminati sebagai bahan baku deterjen cair dan kosmetik. "Fokus utama penjualan dari pabrik Dumai ini adalah pasar-pasar di Asia."
Franky pun menekannya besarnya tenaga kerja yang terserap dengan pengoperasian pabrik oleokimia tersebut. Selain mempekerjakan 300 tenaga lokal, pabrik pun disebut mendukung pertumbuhan industri bahan kimia di Indonesia lewat transfer pengetahuan dan penerapan teknologi yang mutakhir.
Transfer teknologi itu melibatkan Cepsa yang notabene merupakan perusahaan energi global ternama.
Vice Chairman dan CEO Ceosa Pedro Mino mengklaim pihaknya memiliki portofolio positif dalam bisnis industri kimia. "Unit bisnis di mana kami beroperasi adalah yang terdepan," kata Pedro.
Pabrik oleokimia Sinar Mas Cepsa di Dumai akan beroperasi dengan listrik mandiri. Limbah dan logistiknya pun dikelola sendiri. Lokasinya pun dinilai strategis, yaitu bersebelahan dengan Kilang minyak Lubuk Gaung milik Sinar Mas yang memasok minyak inti sawit sebagai bahan baku pabrik.
YOHANES PASKALIS PAE DALE