TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan Go-Jek Indonesia saling bantah soal pengenaan biaya sebesar Rp 2.500 saat isi ulang saldo Go-pay.
Bank Mandiri lebih dulu membantah masalah tersebut. Menurut Rohan Hafas, Corporate Secretary Bank Mandiri, perseroan tidak mengizinkan pengenaan beban biaya tambahan ke konsumen
“Tidak ada pengenaan biaya ke customer. Kami tidak memperkenankan pengenaan biaya seperti itu ke customer,” katanya ketika dikonfirmasi.
Rohan menuturkan, pihaknya tidak bernegosiasi dengan manajemen Go-Jek dan secara tegas menyatakan bahwa beban administrasi tidak dapat dikenakan ke konsumen yang merupakan nasabah Bank Mandiri.
Menurutnya, masalah itu mirip dengan kasus sejumlah merchant yang masih membebankan biaya 2-3 persen bagi pengguna kartu kredit Bank Mandiri.
Baca: Beredar SMS Isi Gopay Kena Biaya, Bank Mandiri Akan Panggil Gojek
“Kami sudah surati Go-Jek bahwa biaya itu tidak boleh di passthrough ke konsumen. Ini analoginya mirip dengam toko yang masih membebani konsumen kartu kredit padahal kami tidak memperbolehkan.”
Adapun, Rohan masih belum memastikan apakah akan tetap mempertahankan atau memutus kerja sama dengan Go-Jek. Emiten bersandi BMRI itu berniat memanggil manajemen Go-Jek untuk meminta klarifikasi atas pernyataan tersebut.
Sementara itu, Public Relation Manager PT Go-Jek Indonesia, Rindu Ragilia, justru bertanya balik mengenai bantahan dari Bank Mandiri. "Boleh diinformasikan [Bank Mandiri] membantahnya bagaimana ya mas," ujarnya.
Namun, Rindu berjanji segera mengecek kebenaran kabar tersebut secepat mungkin. "Kalau ada update kami segera kabari," imbuhnya.
Baca: Permudah Transaksi, Go-Jek Gandeng Jaringan ATM Prima
Pengguna transportasi berbasis aplikasi, Go-Jek, mendadak resah. Pada Rabu siang, 13 September 2017, ada pesan resmi yang dikirimkan Go-Jek secara serentak ke nomor selular mereka.
“Atas kebijakan baru Bank Mandiri, nilai pengisian saldo GO-PAY Anda akan dipotong Rp 2.500 oleh Bank Mandiri per 15 September 2017.”
Demikian isi pesan singkat tersebut yang dikirimkan dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris.
Rencana penerapan beban administrasi tambahan tersebut menuai protes, terutama dari kalangan pengguna setia Go-Jek.
“Terus terang saya keberatan kalau ada potongan begini, soalnya saya dalam seminggu bisa isi Go-pay sekali dalam tiga hari,” kata Putri salah satu pelanggan Go-Jek, Rabu, 13 September 2017.