TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebutkan pembangunan infrastruktur yang tengah dikebut pemerintah bukan untuk bermewah-mewahan.
"Apa pun yang kita bangun bukan untuk bermewah-mewahan, kemacetan di mana-mana. Namun untuk mengejar ketertinggalan kita di sektor infrastruktur. Kawasan perbatasan dibangun bukan untuk bermewah-mewahan," ujarnya saat memberikan kuliah umum di Universitas Gadjah Mada, Rabu, 13 September 2017.
Sejumlah infrastruktur yang dibangun bertujuan meningkatkan daya saing Indonesia. Saat ini, daya saing Indonesia berada di posisi 60. Kementerian akan meningkatkan daya saing Indonesia menjadi peringkat 40.
Baca: Ke Jayapura, Menteri Basuki Memotivasi Insinyur Muda
"Tantangan kita sering disampaikan dalam kompetisi. Kompetisi ini bukan masalah yang besar atau kecil, tapi cepat dan lambat. Semua negara, walaupun bergandengan tangan, juga ada persaingan. Di pariwisata, misalnya, negara bersaing untuk menarik sebanyak mungkin wisatawan," tuturnya.
Saat ini, tengah terjadi disparitas antarwilayah di Indonesia. Pulau Jawa dan Sumatera sudah memiliki prasarana dasar yang dibangun pemerintahan dulu sehingga sekarang bisa ditingkatkan melalui program pemeliharaan.
Namun, untuk pulau lain, seperti Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Nusa Tenggara Timur, Kementerian masih membangun sejumlah prasarana dasar.
Menteri Basuki tak memungkiri terjadinya urbanisasi 53 persen. Masyarakat pindah ke kota bukan merupakan beban, tapi menjadi engine of growth untuk pertumbuhan dan peningkatan daya saing nasional.