TEMPO.CO, Jakarta - Pada Selasa, 12 September 2017, saham Waskita Karya merosot sebanyak 11,27 persen menjadi Rp 1870 pada, dan saham Waskita Beton Precast terkoreksi 8,64 persen menjadi Rp 402. Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan pelemahan ini diakibatkan tertundanya divestasi 10 ruas jalan tol yang ditawarkan melalui dua paket peluang investasi.
"Itu kan masalah tidak jadinya divestasi beberapa ruas tolnya," ujar Reza kepada Tempo, Rabu 13 September 2017. Reza menduga penundaan divestasi tersebut dikarenakan adanya ketidakcocokan harga antara pihak Waskita Toll Road dengan para investor. Namun Reza tidak mengetahui besaran nilai harga yang ditawarkan.
Meskipun begitu, Reza juga berpendapat Investasi jalan tol merupakan investasi jangka panjang. Sehingga jangka waktu kembalinya investasi yang dikeluarkan membutuhkan waktu yang lebih lama.
"Investasi jalan tol setahu saya memang investasi jangka panjang. Payback period nya memang lama, " ujarnya.
Sedangkan Analis Muhammad Nafan Aji Gusta memprediksi akan terjadi pengurangan jumlah divestasi ruas jalan tol. "Ada kemungkinan divestasi Waskita kedepannya akan dikurangi ruas jalan tolnya, misalnya dari 10 jadi 7 ruas jalan tol. Tapi itu tergantung kesepakatan,” kata Nafan.
Meskipun begitu, Nafan mengimbau kepada publik untuk melakukan akumulasi beli terhadap saham Waskita Karya. Hal ini dikarenakan, secara teknikal, saat ini terlihat pola bullish spinning top candle pada daily chart. Kondisi ini mengindikasikan adanya peluang rebound pada pergerakan harga saham Waskita.
"Indikator RSI menunjukkan oversold atau jenuh jual. Bisa akumulasi beli dengan target jangka pendek di level 1985,” ujar Nafan.
Nafan mengatakan, saham Waskita akan kembali pulih dengan cepat. Ia meyakini perusahaan plat merah tersebut telah menyiapkan berbagai skema alternatif agar divestasi ruas tol tersebut berjalan dengan lancar.
Nafan meyakini investasi jalan tol masih cenderung prospektif. Hal ini seiring dengan program pemerintah dalam rangka meningkatkan konektivitas. “Rekomendasinya akumulasi beli,” tegas Nafan.
Sedangkan Analis OSO Securities Riska Afriani mengatakan masih ada potensi penurunan lanjutan pada Waskita. Ia menganjutkan kepada investor untuk menahan aksi belinya. Karena meskipun harga yang ditawakan murah tetapi masih ada potensi penurunan lanjutan.
“Jadi kalau mau cicil boleh tapi jangan kita ambil terlalu banyak karena lebih baik kita cicil aja dulu. Kita bisa kok untuk menunggu,” kata Riska.
Riska mengatakan, meskipun terjadi pelemahan saham, neraca keuangan Waskita masih dalam keadaan baik. Hal ini dikarenakan divestasi ini adalah untuk pendanaan tahun 2018. Sehingga untuk sampai tahun 2017, neraca keuangan waskita diperkirakan masih sangat baik.
"Jadi kami masih cukup tenang dari segi kinerja dari segi arus kas," kata Riska.
ALFAN HILMI