TEMPO.CO, Jakarta - Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities, Nico Omer Jonckheere menyatakan penguatan cadangan devisa per Agustus 2017 turut mendorong laju pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG). IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 11 September 2017, dibuka menguat sebesar 6,30 poin atau 0,11 persen ke level 5.863,421.
Cadangan devisa pada Agustus 2017 mencapai US$ 128,8 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Juli 2017 yang tercatat sebesar US$ 127,8 miliar. "Kondisi ekonomi nasional yang relatif cukup positif menjaga kepercayaan pelaku pasar sehingga dapat menjaga IHSG dalam area positif," kata Nico.
Selain itu, lanjut dia, rencana pemerintah yang akan mengevaluasi sejumlah insentif perpajakan agar diminati para pelaku usaha untuk mendorong kegiatan ekonomi, juga turut menjadi salah satu faktor positif bagi pasar.
Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak menguat 1,59 poin atau 0,16 persen menjadi 978,05 poin.
Baca: Tekanan Eksternal Picu Pelemahan IHSG 7,18 Poin
Kendati demikian, lanjut Nico, sentimen eksternal yang cenderung negatif masih membayangi pergerakan IHSG. Ekskalasi Korea Utara yang meningkat menyusul uji coba nuklir membuat Amerika Serikat akan menjatuhkan sanksi pada setiap negara yang melakukan hubungan perdagangan dengan Korea Utara.
Analis Indosurya Mandiri Sekuritas, William Surya Wijaya, menambahkan bahwa cadangan devisa Indonesia yang mengalami peningkatan menunjukkan fundamental ekonomi nasional cukup solid.
"Data penjualan retail yang akan dirilis dengan proyeksi membaik juga akan turut mempengaruhi pola gerak IHSG berada di area positif," katanya.
Bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei naik 267,36 poin (1,39 persen) ke 19.542,18, indeks Hang Seng menguat 266,42 poin (0,96 persen) ke 27.934,89, dan Straits Times menguat 7,66 poin (0,25 persen) ke posisi 3.236,77.
ANTARA