TEMPO.CO, Jakarta - Johnny Lone, 36 tahun, bersama seorang rekannya terhenti begitu melihat lapak Rumah Sunat yang ikut pameran franchise atau waralaba yang diadakan Reed Panorama Exhibitions di Jakarta Convention Center, Ahad, 10 September 2017. Johnny penasaran dengan franchise yang jarang dilihatnya itu.
"Begitu lewat saya langsung bertanya dan sekarang sedang saya pertimbangkan," kata Johnny seusai bertanya dengan seorang marketing Rumah Sunat sekitar hampir 30 menit. Ia melirik sektor usaha tersebut karena unik dan menurutnya bisa menjadi peluang usaha yang baru.
Padahal, kata dia, niat awal kedatanganya di pameran itu, untuk mencari usaha air minum isi ulang di pameran franchise. "Saya sudah punya usaha dari franchise di bidang perbengkelan. Tapi, ingin menambah lagi. Mungkin (Rumah Sunat) masih saya pikirkan," ujarnya.
Seorang pengunjung Angga Sutopo Putra, 35 tahun, juga melirik Rumah Sunat di pamer franchise. Menurut dia, peluang bisnis sunat cukup tinggi. "Setiap orang muslim pasti sunat. Jadi, cukup menjanjikan," ujarnya.
Baca: Jokowi: Potensi Waralaba di Indonesia Besar
Selain itu, kata dia, Rumah Sunat menjanjikan peluang usaha yang baik untuk persaingan usaha. Musababnya, franchise ini, menawarkan bisnis usaha satu kota satu Rumah Sunat.
Peluang tersebut, kata dia, bisa dimanfaatkan untuk membuka usaha di kota asalnya di Padang, Sumatra Barat. "Di Sumatra masih jarang tempat sunat seperti ini."
Angga berminat mengambil bisnis ini karena latar belakang keluarganya adalah dokter. "Sebenarnya saya ke sini mau cari franchise apotek. Tapi, ini (Rumah Sunat) cukup baik dari pada saya usaha ritel," ujarnya.
Marketing Manager Rumah Sunat Zainal Abdi mengatakan Rumah Sunat sejak 2014 telah membuka franchise untuk investor. Zainal mengklaim Rumah Sunat merupakan satu-satunya di Indonesia, yang menjalankan bisnis ini dalam bentuk frenchise.
"Kami sudah 11 tahun berdiri. Total sudah ada 37 cabang, 15 diantarany adalah frinchise," ujarnya.
Adapun metode yang digunakan untuk menyunat adalah dengan menggunakan klem. Menurutnya, dengan metode klem, pasien tidak akan mendapatkan jaitan dan bisa langsung beraktifitas.
Untuk investasi waralaba Rumah Sunat hanya dibandrol Rp 60 jut untuk klinik atau rumah bersalin yang ingin bekerja sama. Sedangkan, bagi yang belum punya klinik investasinya sebesar Rp 550 juta. "Untuk biaya sunat di Rumah Sunat Rp 1,4 juta," ujarnya. "Klinik yang sudah besar sekali musim bisa mencapai 900-1000 pasien. Sebab, sunat biasanya musiman, pada saat libur sekolah."
IMAM HAMDI