TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengharapkan adanya peninjauan lebih lanjut terhadap aspek keselamatan terkait dengan industri kapal nasional, baik dari galangan pembangunan maupun docking atau perawatan. Pernyataan tersebut disampaikan secara tertulis melalui Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito, Sabtu, 9 September 2017.
“Dalam melaksanakan operasinya industri galangan dan docking kapal harus betul-betul memperhatikan aspek keselamatan. Terlebih lagi, kapal-kapal yang dioperasikan Pertamina merupakan kapal pengangkut material yang mudah terbakar sehingga menuntut tingkat keamanan yang lebih tinggi lagi,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Tempo hari ini.
Ia menyesalkan kejadian kapal Gamkonora yang mengalami musibah selama masa docking oleh PT ASL Shipyard Indonesia. Musibah yang terjadi pada Jumat, 8 September 2017, itu memakan korban tewas lima orang dan korban luka satu orang.
Hal tersebut, menurut dia, harus menjadi pelajaran penting bagi seluruh pemangku kepentingan, khususnya industri galangan dan docking untuk meninjau kembali standar keselamatan kerja.
“Kapal-kapal Pertamina merupakan kapal pengangkut bahan yang mudah terbakar, baik minyak mentah, BBM, maupun LPG sehingga aspek keselamatan betul-betul perlu diperhatikan tidak hanya oleh Pertamina selaku operator, melainkan juga industri pendukung kapal, termasuk docking kapal,” ujar Adiatma.
Lebih lanjut, ia mengatakan Pertamina menyesalkan dan berbelasungkawa atas terjadinya musibah tersebut dan berharap semoga hal ini tidak terulang di masa mendatang.
Ia pun mendorong agar industri galangan dan docking bersama regulator terkait untuk dapat me-review dan memperbaiki standar keselamatan kerja sehingga dapat mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
M. JULNIS FIRMANSYAH