TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN (Persero) menandatangani 11 perjanjian jual beli tenaga listrik (Power Plant Agreement) energi baru dan terbarukan dengan pengembang pembangkit tenaga listrik swasta (Independent Power Producer/IPP). Total kapasitas pembangkit listrik yang disepakati sebesar 291,4 mega watt (MW).
Direktur Utama PLN, Sofyan Basir, mengatakan kerja sama ini untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM). "Pembangkit listrik tersebut akan tersebar di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan," kata dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat, 8 September 2017.
Simak: Rekrutmen PLN: Ini Program Yang Diberikan Jika Bergabung
Perjanjian kerja sama tersebut merupakan lanjutan dari penandatangan PPA pembangkit energi baru dan terbarukan yang dilakukan pada 2 Agustus 2017. PLN meneken PPA dengan 53 perusahaan swasta untuk menyediakan pembangkit berkapasitas 257,17 MW.
Bedanya, PPA dengan 53 IPP didasarkan kepada Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 12 Tahun 2017. Sementara perjanjian hari ini menggunakan Permen ESDM Nomor 50 Tahun 2017 yang merupakan revisi Permen Nomor 12. Kedua aturan menerapkan biaya pokok produksi (BPP) tenaga listrik EBT yang berbeda.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengatakan 11 proyek pembangkit EBT ini memiliki kisaran harga jual antara US$ 6,52/KWH - US$ 8,60/KWH. "Ada yang lebih rendah maupun sama dari nilai BPP," kata dia.
Berikut data ke-11 perusahaan serta kapasitas dan harga jual listrik mereka:
1. PLTM Aek Sibundong oleh PT Aek Sibundong Energy
Kapasitas: 8 megawatt
Lokasi proyek: Sumatera Utara
Harga jual: 7,89 cent US$/kWh
Persentase terhadap BPP: 85 persen
2. PLTM Aek Situmandi oleh PT Bukit Cahaya Powerindo
Kapasitas: 7 megawatt
Lokasi: Sumatera Utara
Harga jual: 7,89 cent US$/ kWh
Persentase terhadap BPP: 85 persen
3. PLTM Aek Sigeaon oleh PT Gading Energy Prima
Kapasitas: 3 megawatt
Lokasi: Sumatera Utara
Harga jual: 7,89 cent US$/kWh
Persentase terhadap Biaya Pokok Penyediaan Pembangkitan: 85 persen
4. PLTM Sisira oleh PT Energy Alam Sentosa
Kapasitas: 9,8 megawatt
Lokasi: Sumatera Utara
Harga jual: 7,89 cent US$/ kWh
Persentase: 85 persen
5. PLTM Batang Toru 4 oleh PT Indah Alam Lestari Energi
Kapasitas: 10 megawatt
Lokasi: Sumatera Utara
Harga jual: 7,89 cent US$/ kWh
Persentase: 85 persen
6. PLTM Bayang Nyalo oleh PT Bayang Nyalo Hidro
Kapasitas: 6 megawatt
Lokasi: Sumatera Barat
Harga jual: 6,86 cent US$/kWh
Persentase: 85 persen
7. PLTM Batu Brak oleh PT Tiga Oregon Putra
Kapasitas: 7,7 megawatt
Lokasi: Lampung
Harga jual: 6,60 cent US$/kWh
Persentase: 85 persen
8. PLTM Kunci Putih oleh PT Kunci Hidro Energi
Kapasitas: 0,9 megawatt
Lokasi: Jawa Tengah
Harga jual 6,52 cent US$/kWh
Persentase: 100 persen
9. PLTA Air Putih oleh PT Bangun Tirta Lestari
Kapasitas: 21 megawatt
Lokasi: Bengkulu
Harga jual: 8,45 cent US$/ kWh
Persentase: 99,24 persen
10. PLTA Pakkat oleh PT Energy Sakti Sentosa
Kapasitas: 18 megawatt
Lokasi: Sumatera Utara
Harga jual: 8,60 cent US$/kWh
Persentase: 92,67 persen
11. PLTA Buttu Batu oleh PT Amera Terrasys Energi
Kapasitas: 200 megawatt
Lokasi: Sulawesi Selatan
Harga jual: 7,63 cent US$/kWh
Persentase: 100 persen
Dengan penandatanganan pembangkit tenaga listrik hari ini, total pembangit tenaga listrik dari energi terbarukan saat ini sebesar 548,57 MW. Angka tersebut bekum termasuk kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi. "Kalau kapasitas PLT Panas Bumi dihitung, jumlahnya sekitar seribu MW," kata Jonan.
Kapasitas pembangkit tenaga listrik dari EBT ditargetkan melebihi 1.300 MW hingga akhir tahun ini. Sofyan mengatakan akan ada tambahan 200 hingga 300 MW kapasitas dari PLTA dan PLTM sekitar 100 MW dalam waktu dekat untuk PT PLN.
VINDRY FLORENTIN