TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti atau Menteri Susi mengatakan laut merupakan tambang uang tunai yang paling mudah didapat. Sebab, kata dia, laut Nusantara menyimpan banyak kekayaan alam, seperti jutaan ton ikan.
"Pada 2014, stok ikan Indonesia cuma 6,5 juta ton. Sekarang naik 6 juta menjadi 12,5 juta ton. Kalau 1 kilogram itu 1 dolar, dikalikan saja menjadi 6 miliar dolar. Ini tabungan kita," ujarnya saat menjadi pembicara di Universitas Kristen Indonesia, Jumat, 8 September 2017.
Simak: Menteri Susi: Indonesia Paling Ditakuti Pencuri Ikan di Dunia
Susi berpendapat, saat ini, banyak nelayan yang sudah hidup di atas garis kemiskinan. "Kalau ada berita nelayan yang hidup miskin, itu bukan nelayan, tapi anak buah kapal," katanya.
Lebih lanjut, Susi mengklaim, tahun pertama ketika dia menjabat Menteri Kelautan, nilai tukar nelayan naik dari level 104 ke level 109-110, serta diimbangi dengan kenaikan nilai tukar usaha perikanan dari level 100 ke level 120. "Ini berarti usaha perikanan untungnya luar biasa," ucapnya.
Dia menjelaskan, kenaikan tersebut disebabkan moratorium kapal asing di perairan Indonesia. "Ada ribuan kapal asing yang tidak boleh lagi menangkap di perairan Indonesia. Kalau membandel, saya tenggelamkan," tuturnya.
Susi mencontohkan, kasus pemerintah Vietnam yang baru-baru ini meminta perlindungan untuk 2.500 kapalnya yang ada di perairan Indonesia. "Itu baru negara kecil Vietnam, belum Thailand dan Tiongkok. Satu kapal mereka bisa menjaring ikan 1 ton, jumlahnya ada lebih dari 1.000 kapal. Jadi bayangkan sudah berapa ikan yang terselamatkan dengan aturan moratorium ini," kata Menteri Susi.
M. JULNIS FIRMANSYAH