TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia, Roy Nicholas Mandey, mengatakan pembukaan gerai kedua oleh hipermarket Grup Lulu saat industri retail lesu bisa jadi merupakan strategi penjualan jitu sebuah perusahaan. “Strategi bisa sangat berbeda tiap pengusaha. Tapi keputusan menejemen untuk masuk pasar saat pasar lesu atau sedang tinggi itu strategi,” kata dia lewat telepon, Kamis, 7 September 2017.
Roy mengatakan, saat kondisi ritel sedang lesu bisa jadi saat yang tepat bagi Grup Lulu mengobservasi pasar, mendalami pola konsumen, cara belanja konsumen Indonesia dan melakukan promosi yang kecil namun personal. Sehingga, kata dia, saat bisnis retail Indonesia membaik, Grup Lulu sudah dikenal masyarakat. “Ini seperti menanam. Nanti saat (bisnis retail) sudah membaik, tinggal panen,” kata dia.
Pernyataan Roy menanggapi Grup Lulu yang Rabu lalu ini membuka gerai kedua hipermarketnya di daerah Bumi Serpong Damai. Gerai hipermarket pertamanya dibuka di Cakung Jakarta Timur, bulan Juni lalu.
Lebih jauh, Roy mengatakan Aprindo menyambut baik investasi yang dilakukan Grup Lulu di Indonesia. Menurut dia, investasi Grup Lulu dapat memperluas pasar produk Indonesia ke gerainya di negara lain. “Mereka membawa market Indonesia ke negara mereka kan. Ternyata mereka juga sudah lebih dulu menjual produk Indonesia ke negara mereka,” kata dia.
Grup Lulu merupakan perusahaan retail yang berbasis di Uni Emirat Arab. Perusahaan ini mengumumkan rencana investasi sebesar US$ 500 juta atau setara Rp 6,8 triliun sebagai bagian dari upaya mendirikan sepuluh hipermarket dalam tiga tahun ke depan.
ROSSENO AJI NUGROHO