TEMPO.CO, Padang - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar menyebutkan konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) nelayan ke bahan bakar gas elpiji mampu menghemat biaya produksi melaut hingga 30 persen. "Ditinjau dari sisi keekonomian penggunaan bahan bakar elpiji bisa menghemat pengeluaran sampai 30 persen," ujarnya di Padang, Kamis, 7 September 2017.
Jika melaut selama 10 jam, kata Arcandra, maka nelayan bisa berhemat sampai Rp 600 ribu per bulan. Hal ini disampaikan saat membagikan converter kit bahan bakar elpiji untuk mesin tempel nelayan di Pantai Ujuang Batu, Muara Penjalinan Kelurahan Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Padang.
Menurut Arcandra, penggunaan bahan bakar gas juga merupakan program pemerintah mendorong hadirnya energi berkeadilan untuk masyarakat dan pengusaha. "Ini juga merupakan bentuk tanggung jawab kita sebagai manusia kepada bumi karena gas lebih ramah lingkungan ketimbang BBM," ujar dia.
Arcandra menyebutkan pada 2017 pihaknya menyiapkan sekitar 17 ribu converter kit atau mesin tempel menggunakan bahan bakar elpiji yang dibagikan kepada nelayan di Tanah Air. "Untuk Sumbar tahun ini kebagian 1.500 unit dari 2.000 unit yang direncanakan," kata dia.
Converter kit itu, kata Arcandra, harganya mencapai Rp 8 -10 juta per unit. Bagi nelayan yang belum tersentuh program ini namun berkecukupan dipersilahkan mengonversi ke bahan bakar gas.
Sementara Wakil Ketua Komisi VII DPR Mulyadi mengatakan anggaran pemerintah masih terbatas untuk membagikan konverter kit di seluruh Indonesia. "Kalau 17 ribu dibagi 34 provinsi, satu provinsi hanya dapat 500 alat," katanya. Hingga 2019 seluruh nelayan miskin yang ada di Sumatera Barat sebanyak 4.986 orang ditargetkan mendapatkan converter kit bahan bakar gas.
ANTARA