TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan baja Eropa, Thyssenkrupp, diperkirakan akan segera bergabung dengan mitranya, Tata Steel, untuk menggabungkan operasi baja Eropa kedua perusahaan. Kerja sama ini akan mengincar momentum pertumbuhan mobil listrik.
Bernhard Osburg, Kepala Penjualan Otomotif Thyssenkrupp Steel Europe, menyoroti nilai potensial bisnis baja di masa depan karena pelanggan industri mobil besar beralih dari mesin pembakaran ke teknologi baterai. "Tanpa baja, tidak akan ada mobil listrik," katanya di markas besar Thyssenkrupp, Jerman.
Osburg berharap peluang tersebut akan memberikan stimulus positif bagi bisnis perusahaan ke depan. Menurutnya, strip baja dan baja berkekuatan tinggi akan mendapat permintaan tinggi seiring dengan pertumbuhan industri mobil listrik.
Baca: Mobil Listrik Tesla Muncul, Posisi Nissan Leaf Terancam
Osburg mengatakan strip baja berperan penting dalam membantu memperluas jangkauan mobil listrik. Selain itu, untuk melindungi baterai di dalam mobil membutuhkan baja yang lebih kuat.
Saat ini, Thyssenkrupp Eropa memasok sekitar 6 juta ton baja ke industri mobil dan rantai pasokan per tahun. Jumlah ini merupakan setengah dari kapasitas produksi perusahaan.
Industri otomotif merupakan kelompok pelanggan terbesar Thyssenkrupp, yang menyumbang US$ 11,7 miliar atau 25 persen dari penjualan kelompok perusahaan. Thyssenkrupp mengatakan komponennya digunakan di sembilan dari 10 mobil premium, termasuk semua model mobil listrik Tesla.