TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 7 September 2017, dibuka menguat tipis sebesar 0,37 poin atau 0,01 persen menjadi 5.824,51.
Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak menguat 0,09 poin atau 0,01 persen menjadi 969,64 poin. "Sentimen dari dalam negeri yang relatif positif menopang pergerakan IHSG di tengah sentimen eksternal yang cenderung kurang disukai pasar," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere di Jakarta.
Ia mengemukakan pemerintah akan memacu belanja negara lebih cepat untuk menggerakkan perekonomian nasional. Belanja pemerintah bisa menimbulkan efek berganda bagi konsumsi rumah tangga dan investasi, sehingga penerimaan perpajakan bisa naik. "Di sisa empat bulan tahun ini, pemerintah akan menggenjot pengeluaran yang diharapkan positif bagi pertumbuhan ekonomi dan perpajakan," katanya.
Di sisi lain, menurut Nico, bursa saham di kawasan Asia yang menguat juga turut memberi imbas positif bagi pergerakan IHSG. Investor mulai melakukan akumulasi beli meski cenderung masih terbatas.
Baca: IHSG Berpotensi Bertahan di Zona Hijau
Namun, kata dia, Korea Utara tetap menjadi kekhawatiran pelaku pasar atas ancaman pecahnya perang di Semenanjung Korea akibat aksi uji nuklir. "Sikap Korea Utara tersebut mendapat tanggapan dari Amerika Serikat yang mengancam akan mengerahkan seluruh kekuatan militernya," tuturnya.
Bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei naik 72,22 poin (0,37 persen) ke 19.430,19, indeks Hang Seng menguat 103,74 poin (0,38 persen) ke 27.717,50, dan Straits Times menguat 9,95 poin (0,27 persen) ke posisi 3.240,58.
Pada Rabu sore, 6 September 2017, IHSG ditutup melemah tipis 5,84 poin atau 0,10 persen menjadi 5.824,13 poin dipicu aksi lepas saham oleh investor asing. "IHSG bergerak melemah, saham-saham sektor perbankan menjadi salah satu penekan," kata analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, di Jakarta, Rabu, 6 September 2017.
ANTARA