Vice President Citilink Indonesia Benny S. Butarbutar mengatakan penurunan penumpang tersebut dilakukan saat proses boarding ke dalam pesawat. Ia menjelaskan kejadian itu bermula dari cekcok mulut antara penumpang pria yang duduk di barisan kursi depan dengan pramugari maskapai. Cekcok terjadi lantaran barang bawaan penumpang melebihi ketentuan penerbangan. “Tidak terima atas pemberitahuan dari awak kabin, penumpang tersebut tiba-tiba saja mendorong pramugari,” katanya seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Tempo, Senin, 4 September 2017.
Baca juga: Semester I, Citilink Terbangkan 19 Ribu Jemaah Umrah
Merasa diperlakukan tidak semestinya, pramugari melaporkan kejadian yang menimpanya kepada kapten pilot. Selanjutnya, Benny mengatakan kapten pilot akhirnya mengambil tindakan untuk menurunkan penumpang tersebut agar penerbangan dapat segera dilanjutkan. “Para penumpang lainnya meminta untuk segera terbang,” ucapnya.
Dia menilai tindakan itu sesuai dengan prosedur operasi standar (SOP). Kebijakan menurunkan penumpang, kata dia, dapat dilakukan manakala kapten pilot menilai ada hal yang dapat mengganggu jalannya penerbangan.
Benny mengatakan pada awalnya penumpang itu tidak mau diturunkan. “Namun akhirnya tetap bisa diturunkan,” tuturnya. Didampingi aparat keamanan penerbangan setempat (Avsec), petugas keamanan Gapura serta staf maskapai, kedua penumpang yang duduk di kursi 1E dan 1F itu akhirnya turun dari pesawat bersama dengan barang bawaannya.
Simak pula: Citilink Indonesia Buka Rute Baru Medan-Yogyakarta
Benny berujar penerbangan QG 837 yang mengangkut 147 penumpang itu seharusnya berangkat pukul 09.25, tetapi baru terbang pada pukul 10.30 dan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada pukul 12.47.
CAESAR AKBAR