TEMPO.CO, Semarang - Pembangkit Listrik Tenaga Uap Jawa 4, diperkirakan bisa beroperasi pada tahun 2021 mendatang sekitar bulan Mei dan September. PLTU Jawa 4 punya kapasitas 2 kali seribu megawatt itu dibangun di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan, berharap pembangkit itu bisa berkontribusi tehadap penguatan daya listrik sistem interkoneksi Jawa-Bali. “Dan akan terhubung ke saluran transmisi 500 KV Tanjung Jati-Tx Ungaran,” kata, dalam siaran pers, Ahad, 3 Septemeber 2017.
Jonan sebelumnya meresmikan groundbreaking PLTU Jawa 4 pada 31 Agustus 2017 lalu. Ia menyatakan keberadaan pembangkit itu semakin memperkuat pasokan listrik listrik masyarakat maupun untuk industri. “Program pembangunan PLTU itu bagian dari program pembangkit listrik berkapasitas 35 ribu megawatt.”
PLTU Jawa 4, kata Jonan, merupakan bagian dari program pemerintah bersama PT PLN dan swasta yang mentargetkan membangun 109 pembangkit. PLTU Jawa 4 merupakan bagian dari program 35.000 MW dengan skema IPP yang dibangun di lahan seluas 77,4 hekatre dengan target rampung pembangunan dalam kurun waktu 50 hingga 54 bulan yang dimulai sejak April 2017 lalu.
Dari catatan Tempo, PLTU Jawa 4 dibangun menggunakan teknologi terbaru ultra-super-critical (USC) yang beroperasi pada tekanan dan suhu di atas titik kritis air. Sistem itu menyeimbangkan fase gas dan cair sehingga menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi.
Pembangkit listrik dengan teknologi USC memiliki efisiensi sekitar 8 hingga 10 persen dibandingkan dengan pembangkit listrik berbasis batubara lain yang membutuhkan konsumsi batubara lebih sedikit dan menghasilkan emisi gas buang yang lebih rendah, “Sehingga lebih ramah lingkungan,” kata Jonan.
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PLN, Amir Rosidin mengatakan pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi Indonesia dengan tetap memperhatikan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan. “Ke depan pembangunan PLTU Jawa 4 ini akan memenuhi kebutuhan daya listrik yang terus bertambah di Jawa-Bali.” Pasokan listrik yang dihasilkan diharapkan bisa mendorong minat investor untuk terus membangun industri terutama Jawa dan Bali.
Proyek pembangkit listrik ini dikelola oleh konsorsium PT Bhumi Jati Power (BJP), yang terdiri dari Sumitomo Corporation, PT United Tractors Tbk, dan The Kansai Electric Power Co., Inc. “Masing-masing memegang saham 50 persen, 25 pesren dan 25 persen,” kata Amir.
EDI FAISOL