TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia tidak hanya menyiapkan roadmap untuk pengembangan mobil listrik di Indonesia. Menurut Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, pemerintah juga mencari investor untuk pengembangan industri dan produksi.
"Pasti harus bersama investor. Tanpa investor, ini enggak mungkin bisa jalan (industri dan pengembangannya). Cost-nya kan mahal," ujarnya saat dicegat di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu, 30 Agustus 2017.
Simak: Ford Bentuk Perusahaan Patungan Kembangkan Mobil Listrik
Seperti diketahui, Indonesia sudah bertahun-tahun memimpikan masa mobil listrik yang merakyat. Saat Dahlan Iskan masih menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara, dia sempat mendorong pengembangan industri mobil listrik dalam negeri.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi pun masih melakukan riset pengembangan mobil listrik hingga saat ini. Mereka menjalin kerja sama dengan Institut Teknologi 10 November serta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Perkembangan terbarunya, Presiden Joko Widodo sudah menetapkan target produksi mobil listrik ke depan. Pemerintah menargetkan 400 ribu unit mobil listrik diproduksi per 2025.
Nasir mengaku belum memiliki kandidat investor untuk pengembangan industri mobil listrik ini. Namun ia berharap investor yang bersedia berasal dari dalam negeri.
Pertimbangannya, untuk memberikan kebanggaan tersendiri bahwa mobil listrik didanai warga atau perusahaan Indonesia. Selain itu, untuk menunjukkan semangat kompetisi kepada produsen-produsen mobil listrik di luar negeri. "Secara teknologi, kami sudah siap dan akan menuju masa uji coba. Dari teknologi, baru ke industri. Uji coba akan dilakukan di Jakarta-Bali," ujarnya. Ihwal target memiliki investor, ia menjawab 2020.
ISTMAN M.P.