TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian BUMN mencatat laba bersih 118 perusahaan milik negara pada semester pertama 2017 sebesar Rp 87 triliun, lebih rendah sekitar Rp 1 triliun dibanding laba bersih periode sama dari posisi yang sama tahun 2016 sebesar Rp 88 triliun.
"Laba bersih tahun ini (2017) hampir sama dengan tahun sebelumnya karena BUMN umumnya mengalokasikan sebagian laba usaha belanja modal (capital expenditure/capex). Ini yang menyebabkan laba sedikit menurun," kata Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro, saat berbincang dengan media di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa, 29 Agustus 2017.
Baca: Menteri Rini Minta BUMN Perhatikan Realisasi Capex
Ia menjelaskan, hingga semester I 2017 capex BUMN mencapai Rp111 triliun, melonjak 40,50 persen dibanding periode sama 2016 yang hanya sebesar Rp 79 triliun. Alokasi capex terbesar didistribusikan ke sektor infrastruktur seperti listrik, minyak dan gas, serta telekomunikasi.
"Belanja investasi terbesar dibukukan oleh PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Di samping juga untuk pengembangan infrastruktur seperti transportasi, bandara dan pelabuhan. Tahun 2017 masih kami sebut sebagai tahun infrastruktur," tegas Imam.
Simak: Satu Tahun Jokowi, Rini: Kinerja BUMN Naik
Ekspansi BUMN juga terlihat dari besarnya belanja operasional 118 BUMN yang mendapai Rp 788 triliun, melonjak dari sebelumnya sebesar Rp 650 trilliun. Meski capex dan opex BUMN lebih ekspansif namun selama semester I 2017 118 BUMN mampu membukukan pendapatan sebesar Rp 936 triliun atau melonjak dari sebelumnya Rp 809 triliun.
Saat yang bersamaan Kementerian BUMN juga mencatat total aset 118 perusahaan milik negara selama semester I 2017 mencapai Rp 6.694 triliun melonjak Rp 700 triliun dari sebelumnya Rp 5.987 triliun. Sedangkan ekuitas mencapai Rp 2.297 triliun dan kewajiban sebesar Rp 4.396 triliun.
ANTARA