TEMPO.CO, Jakarta -Harga minyak mentah melemah pada perdagangan Senin 28 Agustus 2017 karena banjir dari Badai Tropis Harvey di Texas menyebabkan penutupan kilang-kilang utama.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober ditutup melemah USD 1,30 ke level USD 46,57 per barel, level terendah dalam lima minggu, di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Oktober turun 0,52 poin ke level USD 51,89 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Harga bensin berjangka untuk pengiriman September naik 4,57 sen ke level USD 1,7123 per galon di New York Mercantile Exchange setelah menyentuh USD 1,7799 per galon, harga intraday tertinggi untuk kontrak bulan depan sejak Juli 2015.
Harvey, badai terkuat yang melanda AS sejak tahun 2004, telah membanjiri kota-kota dan menyebabkan kilang ditutup, mengakibatkan berkurangnya output minyak mentah dan kondensat di Texas hingga 2,26 juta barel per hari. Selain itu, beberapa jaringan pipa utama juga ditutup. "Ada penurunan besar secara tiba-tiba dalam permintaan minyak mentah," ujar John Kilduff, mitra di Again Capital LLC, seperti dikutip Bloomberg.
Badai Harvey yang meluas telah mengganggu operasi penyulingan, membuat kilang Deer Park milik Royal Dutch Shell Plc dan kilang Bayton milik Exxon Mobil Corp di Texas ditutup.
"AS mengalami gangguan pasokan dan produksi bensin. Permintaan bensin masih tinggi, jadi kita bisa melihat dampak nyata pada persediaan bensin jika kilang ini tidak dapat segera bekerja kembali," ucap Kilduff.
Magellan Midstream Partners LP menangguhkan produk olahan inbound dan outbound serta layanan transportasi pipa minyak mentah di wilayah Houston. Beberapa pedagang energi menutup kantor mereka pada Senin, 28 September 2017.
BISNIS.COM