TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyatakan semakin enggan membeli satelit setelah sejumlah anjungan tunai mandiri (ATM) BCA tak berfungsi akibat satelit Telkom 1 mengalami gangguan. "Gara-gara kejadian ini, saya malah semakin tidak mau (beli satelit), cukup sewa saja," kata dia seusai konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin, 28 Agustus 2017.
Dia mengatakan bertumpu kepada satu satelit bisa sangat berbahaya saat satelit tersebut mengalami gangguan. Satelit Telkom 1 mengalami gangguan pada Jumat, 25 Agustus 2017. Gangguan terjadi akibat pergeseran posisi antena. Telkom menyatakan telah melakukan pemulihan layanan transponder dengan mengalihkan sejumlah pelanggan ke transponder satelit Telkom 3S dan satelit lain.
Simak: Satelit Telkom 1 Terganggu, Bank Mandiri Alihkan Jaringan ke GSM
Saat ini, BCA telah menyewa lima satelit melalui provider. Kelima satelit tersebut adalah satelit Telkom 1, Telkom 3S, Apstar 9, Apstar 5, dan MEASAT-3a.
Jahja menuturkan BCA bahkan telah mencoba menambah satu satelit lagi. "Kami sempat uji coba 1.400 ATM ke satelit milik Cina," ujarnya. Namun hasilnya masih gagal.
Menurut Jahja, BCA mengeluarkan biaya sewa senilai Rp 2,5 juta per bulan untuk satu VSAT di satu lokasi. BCA memiliki 17.210 ATM di 11.530 lokasi.
Jahja mengatakan biaya sewa satelit jauh lebih murah dibanding mengandalkan koneksi di darat. "Inland connection saat ini belum selengkap dan secanggih satelit," ucapnya. Bahkan fiber optic dinilai masih belum mampu menjangkau seluruh lokasi.
Dia menuturkan koneksi di darat butuh penggalian untuk menyembunyikan kabel. Jika fasilitas bank terletak di gedung, seperti pusat perbelanjaan, penggunaan koneksi dengan kabel lebih merepotkan. Sedangkan koneksi menggunakan satelit bisa didapatkan dengan memasang antena.
VINDRY FLORENTIN