TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui Indonesia dibangun dengan utang. Sebab, setiap negara pasti mempunyai masalah utang. "Di seluruh dunia, 192 negara, kecuali 2 negara kecil dengan julukan tax heaven, semua punya utang," katanya menjawab pertanyaan seorang peserta dalam Workshop Nasional Perempuan Legislatif, Eksekutif, dan Kader Partai Golkar, di Ball Room Hotel Sultan, Jakarta, Minggu, 27 Agustus 2017.
Sri Mulyani bertanya, apakah suatu negara tidak bisa berkembang karena utang? "Buktinya banyak negara yang maju karena utang," ucapnya.
Namun, menurut Sri Mulyani, bila utang dikelola dengan baik, akan menjadi solusi untuk beberapa permasalahan di Indonesia. "Jadi harusnya tidak perlu takut berutang, selama kita yakin bisa mengelolanya," katanya.
Sri Mulyani mencontohkan sistem pengelolaan utang di keluarganya. "Saya ini anak ke-7 dari 10 bersaudara. Pendapatan ayah dan ibu saya tidak akan cukup menyekolahkan kami hingga ke universitas. Tapi semua anak-anaknya bisa kuliah? Biaya dari mana kalau bukan dari beasiswa dan berutang?" ujarnya.
Meski utang merupakan instrumen yang tidak bisa terpisahkan dari suatu negara, Sri Mulyani menekankan utang harus dikelola dengan hati-hati.
"Kalau utang digunakan dengan tujuan dan diawasi dengan hati-hati, bisa menjadi solusi. Tapi tidak berarti harus kecanduan utang," ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani menjelaskan, kondisi keuangan negara saat ini bisa dikatakan sehat dan memungkinkan untuk berutang. "Berapa pun utang yang akan ditanggung negara, itu akan selalu dibandingkan dengan kondisi anggaran pendapatan dan belanja negara." Sri Mulyani memastikan pemanfaatan utang secara produktif dan diawasi dengan berbagai macam pertimbangan.
JULNIS FIRMANSYAH | SETIAWAN ADIWIJAYA