TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan pembangunan proyek Light Rail Transit (LRT) Palembang selesai pada Juni 2018. Saat ini, perkembangan pembangunan telah mencapai 55 persen. “Kereta akan mulai berangsur datang Februari dan diharapkan Juni sudah bisa dicoba,” katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu, 26 Agustus 2017.
Menurut Budi, tantangan besar bagi pemerintah saat ini adalah memindahkan pengguna kendaraan pribadi untuk beralih ke transportasi publik. Untuk itu, nanti akan disurvei daya beli masyarakat Palembang. Sebab, cara itu dilakukan untuk menentukan besarnya tarif LRT nantinya.
Budi berharap dengan beroperasinya LRT sebagai angkutan umum massal dapat mengurangi kemacetan. Ia mengklaim LRT adalah angkutan yang tepat waktu, aman, nyaman, dan rendah polusi.
Direktur Operasional Waskita Karya Adi Wibowo memaparkan jumlah orang yang dapat diangkut oleh LRT dalam setiap jam adalah 4.000 orang untuk satu arah. Yaitu dengan menggunakan 14 train set. Satu train set terdiri dari 3 gerbong dan dapat mengangkut 500 orang.
Adi menilai saat ini mungkin bisa 1,5 jam dari ujung ke ujung yaitu dari OPI (Ogan Permata Indah) ke Bandara. Dengan LRT, waktu tempuh OPI ke Bandara hanya sekitar 40 menit. Terdiri dari 27 menit kereta berjalan dan 13 menit kereta berhenti. “Satu menit berhenti di tiap-tiap stasiun di tiga belas stasiun,” ujarnya.
Ke depan, Adi melanjutkan, LRT akan difasilitasi dengan eskalator, lift untuk difabel, dan tangga darurat untuk memudahkan akses penggunanya. Saat ini LRT Palembang sedang dibangun dengan panjang 24,5 kilometer, 13 stasiun pemberhentian, dan terdiri dari 2 koridor. Koridor pertama sepanjang 14,5 kilometer dari Bandara ke Ampera. Koridor kedua dari Ampera ke OPI sepanjang 10 kilometer.
DANANG FIRMANTO