TEMPO.CO, Jakarta - Konsumen berpenghasilan di atas Rp 50 juta per bulan mulai tertarik dengan investasi properti kelas menengah atau rumah murah. Bahkan, mereka berlomba untuk mengajukan kredit properti dengan plafon hanya maksimal 250 juta.
"Yang menarik, data tren tahun ini mereka yang berpenghasilan Rp 50 juta ke atas, mulai melakukan investasi di properti kelas menengah," kata Country General Manager Rumah123 Ignatius Untung dalam acara Overview Property Report Semester 1 2017 di Alegro F-ktv Jakarta, Kamis, 24 Agustus 2017.
Ia menuturkan pengajuan kredit perumahan rakyat mengalami peningkatan. Pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR) didomisasi usia konsumen 30-39 tahun. Jumlah pemohon KPR pada usia tersebut mencapai 48,86 persen, dengan 16 persen di antaranya berpenghasilan Rp 5-9 juta per bulan.
Terkait: PUPR Temukan 40 Persen Rumah Murah Tak Dihuni
Dengan rata-rata penghasilan tersebut, plafon kredit yang paling banyak disasar maksimal Rp 250 juta. Posisi berikutnya pada rentang usia yang sama, namun penghasilannya Rp 10-19 juta. "Untuk golongan ini, plafon kredit yang diincar Rp 250-500 juta."
Selain pengajuan KPR, identifikasi adanya peningkatan transaksi properti juga terlihat dari sold listing. Rata-rata pertumbuhan sold listing per bulan, untuk properti sewa, dan jual sejak semester 2 2016 hingga semester 1 2017 sebesar 7,4 persen. Khusus untuk properti jual, rata-rata pertumbuhan per bulan pada periode yang sama sekitar 6,6 persen.
Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa rumah tapak masih menjadi pilihan utama. Sedikitnya, 82,01 persen dari sold listing adalah rumah tapak. Sedangkan apartemen menempati posisi kedua dengan jumlah 7,4 persen. "Sisanya ditempati rumah toko, tanah, dan komersial lainnya," ucapnya.
Menurut Untung, memang banyak konsumen berpenghasilan besar ingin membeli properti rumah murah sebagai investasinya. Padahal, jika melihat dari penghasilan bulanan mereka, rumah di bawah Rp 500 juta pun bisa dibeli dengan beberapa kali angsuran atau dari hasil tabungannya. "Namun ada anomali di konsumen yang gajinya besar," ujarnya.
IMAM HAMDI