TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mendorong penguatan kerja sama di bidang keamanan dan ketertiban laut saat menghadiri Simposium Keamanan Maritim Internasional 2017, di Nusa Dua Bali. Dia menekankan pentingnya kerja bersama di tengah kompleksitas keamanan maritim saat ini.
Wiranto, dikutip dari siaran pers Kemenkopolhukam, Kamis, 27 Agustus 2017 memaparkan deretan masalah maritim yang intensitasnya meningkat seperti sengketa teritorial, kejahatan transnasional, hingga kerusakan lingkungan laut.
Ada pula masalah yang dipicu perdagangan laut, serta penemuan ladang minyak dan gas baru. "Ini menuntut kita untuk menjalin kerja sama yang lebih kuat antar negara bagian dan angkatan laut," ujar Wiranto.
Purnawirawan jenderal TNI ini meminta semua pihak tidak lengah terhadap kasus perompakan. Meski telah reda di kawasan Somalia, kasus perompakan masih marak di Filipina Selatan, termasuk Malaysia yang berbatasan dengan Indonesia.
Perompakan, ujar Wiranto, hanya dapat ditangani dengan pendekatan berlapis yang komprehensif, termasuk langkah politis. Teknologi dan kerja sama dari masyarakat sipil juga ibutuhkan untuk penegakan hukum yang lebih efektif.
Masalah penting lainnya adalah terorisme yang bisa dilakukan di laut atau melalui laut. "Untuk itu, dibutuhkan satu struktur yang membahas pengembangan kapasitas keamanan maritim dengan melibatkan negara-negara, baik regional maupun internasional."
Simposium Maritim Internasional merupakan merupakan pertemuan dua tahunan berskala global yang diprakarsai oleh TNI Angkatan Laut. Kegiatan yang digelar sejak 2013 lalu ini dalam rangka membangun kerja sama pengalaman maritim tingkat regional dan internasional.
YOHANES PASKALIS PAE DALE