TEMPO.CO, Nusa Dua, Bali - Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, memperkirakan ada pemasukan untuk sektor perhotelan sebesar Rp 1,8 triliun atau US$ 90 juta selama pertemuan rutin Annual Meeting IMF-World Bank tahun depan di Bali.
"Hitung ada 18 ribu orang, satu orang satu kamar. Rata-rata kamar di Nusa Dua harganya US$ 600-750," kata Agung saat ditemui di Hotel Laguna, Nusa Dua, Bali, Kamis, 24 Agustus 2017.
Agung menuturkan di Jimbaran, Nusa Dua, Sawangan, dan Tanjung Benoa, ada sekitar 300 hotel dengan kapasitas 13.500 kamar yang siap menampung para tamu. Sisanya, direncanakan akan diinapkan di Kuta, Seminyak, Sanur, dan Ubud.
Baca: PU Bangun Underpass Ngurah Rai Sambut Pertemuan IMF-Bank Dunia
Annual Meeting IMF-World Bank merupakan pertemuan rutin tahunan, di mana dalam pertemuan itu akan hadir para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari 189 negara. Rencananya acara ini akan digelar pada 9-14 Oktober 2018.
Diperkirakan di sektor perhotelan saja akan terserap tenaga kerja sebesar 20 ribu orang. Ini terdiri dari pekerja di 300 hotel yang masing-masing memiliki 500 karyawan, dan akan melibatkan 3-4 ribu mahasiswa.
Simak: Pertemuan IMF dan Bank Dunia, Pengusaha Hotel Bali Naikkan Tarif
Agung mengungkapkan para tamu akan ditempatkan di hotel bintang lima. Kemudian soal paket liburan akan dibicarakan lebih lanjut dengan para event organizer. "Jangan sampai yang ditawarkan itu-itu saja."
Menurut Agung banyak hal bagus di Bali Timur dan Bali Utara yang perlu diperkenalkan ke tamu undangan peserta acara Annual Meeting IMF-World Bank. Lalu juga wisata kuliner dirasa perlu juga diperkenalkan kepada para tamu undangan. Dalam pemasukan sektor hotel nantinya terdapat pajak sebesar 10 persen. Ini diambil dari pajak hotel dan restoran ke daerah kota dan kabupaten. "Anggaplah masuk Rp 1,8 triliun, 10 persen punya Kabupaten Badung Rp 180 miliar."
DIKO OKTARA