TEMPO.CO, Nusa Dua, Bali - Direktur Eksekutif INFID atau International NGO Forum on Indonesian Development, Sugeng Bahagijo, mengatakan inti dari pertemuan IMF-World Bank harus bisa membuat Indonesia mempengaruhi agenda-agenda pembangunan di tingkat internasional.
"Bukan IMF-World Bank mempengaruhi kita. Tapi sebagai tuan rumah mempengaruhi agenda pembangunan internasional," kata Sugeng saat ditemui di Hotel Laguna, Nusa Dua, Bali, Kamis, 24 Agustus 2017.
Baca: Korban First Travel Tak Akan Dapat Dana Talangan dari Pemerintah
Sugeng menuturkan agenda-agenda yang harus dipengaruhi baiknya disesuaikan dengan kemajuan-kemajuan, perkembangan-perkembangan, dan kelemahan-kelemahan yang masih dimiliki. Ia mencontohkan hal yang harus diperbaiki secara bersama-sama adalah ketimpangan gender.
Annual Meeting IMF-World Bank merupakan pertemuan rutin tahunan. Dalam pertemuan itu akan hadir para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari 189 negara. Rencananya acara ini akan digelar pada 9-14 Oktober 2018.
Diperkirakan di sektor perhotelan saja akan terserap tenaga kerja sebesar 20 ribu orang. Ini terdiri dari pekerja di 300 hotel yang masing-masing memiliki 500 karyawan, dan akan melibatkan 3-4 ribu mahasiswa.
Baca: Meikarta Tak Hadiri Rapat Ombudsman, Ini Penjelasan Direksi
Sugeng menjelaskan pendapatan perempuan dan laki-laki secara profesional masih timpang. Lalu partisipasi pekerja perempuan secara profesional juga masih kurang setara. "Sebaiknya manfaatkan pertemuan itu untuk memecahkan isu-isu."
Menurut Sugeng Indonesia bisa belajar dari pengalaman negara lain untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi saat ini. Sehingga agenda untuk memecahkan masalah bersama dalam pertemuan tahunan IMF-World Bank tersebut dianggap penting.
DIKO OKTARA