TEMPO.CO, Jakarta - Azhar Hasyim, Direktur E-Business Kementrian Komunikasi dan Informatika, berpendapat Indonesia bisa menempati urutan ke-3 sebagai Negara pelaku e-commerce terbesar di Asia mengalahkan Korea Selatan.
“Kominfo mendukung pembentukan start up di Indonesia," kata Azhar dalam diskusi di acara Kongkow Bisnis PasFM, Hotel Ibis, Jakarta Barat, Rabu, 23 Agustus 2017.
Menurut Azhar, Indonesia berada di nomor urut ke-5 dalam persaingan e-commerce Asia. Dengan nomor urut 1 Tingkok, ke-2 Jepang, ke-3 Korsel, dan ke-4 India. Dengan besarnya konsumen dan pasar, dia yakin Indonesia dapat berada di posisi ke-3 mengalahkan Korsel dan India.
Dia menjelaskan, ada beberapa program yang mendorong e-commerce meningkat di Indonesia, salah satunya membantu UKM memasarkan barang dagangannya secara online dengan menyediakan domain gratis. Pemerintah sudah memberikan peluang kepada pelaku e-commerce dengan memberi keleluasaan bagi para pebisnis online untuk berkembang di Indonesia. “Kalau berbicara e-commerce, itu pasti retail. Maka pemerintah sudah menutup peluang untuk hal tersebut.”
Simak: Tokopedia Jadi Situs E-Commerce Nomor 1 di Indonesia
Dengan kebijakan itu, menurut Azhar, persaingan e-commerce UKM di Indonesia hanya dalam ruang lingkup domestik. Namun, pelaku e-commerce UKM tetap bisa bekerjasama dengan pihak asing dengan nominal tertentu, yakni dengan nominal dagang di atas Rp 50 miliar. Maka dia menyarankan para pelaku bisnis yang belum memiliki nominal dagang sebesar yang ia sebutkan tersebut untuk tidak bekerja sama dengan pihak asing karena faktor kesiapan.
Ketua Bidang SDM Pendidikan dan Perlindungan Konsumen Idea, Even Alex Chandra, berpendapat bukan tidak mungkin Indonesia mengalahkan Korea Selatan dalam persaingan e-commerce. “Meskipun teknologi internet belum 4G+ di Indonesia, tapi bisnis e-commerce sudah sangat maju," ujarnya.
Alex memperkuat penjelasannya dengan menyatakan bahwa Tokopedia yang mendapat suntikan dana dari alibaba. Ini membuktikan dengan akses yang seadanya, Indonesia bisa berada di nomor urut 5.
Berbeda dengan Alex, Danny Oei Wirianto, Credit Marketing Officer GDP Venture, menyatakan bisnis UKM di Indonesia masih terganjal masalah kesiapan mental para pelaku usahanya. “Cara berpikir UKM merasa sudah cukup merasa laku dagangannya dengan tidak online, jadi buat apa jualan online lagi?” ujarnya.
Danny menyarankan kepada para pebisnis yang mau memulai e-commerce mengetahui bahwa dirinya ada passion dengan e-commerce atau tidak. Ia mencontohkannya dengan Gojek, “Kalau CEO-nya (Gojek) tidak ada passion dan sabar, akan mati bisnis tersebut,” katanya.
M. JULNIS FIRMANSYAH