TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah menargetkan merampungkan perundingan dagang “Trade in Goods Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership (TIGs IC-CEPA) pada akhir tahun 2017. Saat ini kesepakatan telah berjalan hingga putaran ke empat yang berlangsung 21 Agustus 2017 hingga 23 Agustus 2017 di Jakarta. Putaran terakhir direncanakan digelar Oktober mendatang di Chile.
“Saat ini perundingan berjalan on the track, mudah-mudahan negosiasi selesai akhir tahun ini,” kata Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional sekaligus Ketua Tim Perundingan, Iman Pambagyo, di Kantor Kementerian Perdagangan, Selasa, 22 Agustus 2017.
Perundingan ini, kata Iman, adalah perundingan yang sangat penting lantaran ini adalah kali pertama Indonesia menjajaki kerjasama dengan negara Amerika Latin. Sebelumnya, negara-negara lain di Asia Tenggara, yakni Vietnam, Malaysia, dan Thailand telah duluan menjalin kerjasama dengan negara di Amerika Latin. “Dari kerjasama itu, mereka telah terlebih dahulu mendapatkan preferensi tarif melalui kesepakatan perdagangan bebas dengan negara-negara Amerika Latin, salah satunya Chile,” kata dia.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, kinerja perdagangan Indonesia-Chile dalam lima tahun terakhir, dari 2012 hingga 2016, mengalami penurunan sebesar 12,09 persen. Meskipun demikian, total perdagangan kedua negara pada awal semester I 2017 meningkat sebesar 23,42 persen dari US$ 101,53 juta di tahun 2016 menjadi US$ 125,30 juta.
Direktur Bilateral Hubungan Ekonomi Chile, Pablo Urria, menuturkan bahwa selain dua komoditas itu, negaranya juga hendak memasok sejumlah komoditas pangan ke Indonesia. “Kami memproduksi makanan, yaitu ikan, buah-buahan, ikan olahan dan buah olahan,” ucapnya.
Menurut Imam, dengan perundingan kerjasama Indonesia-Chile diharapkan ada suatu kesepakatan yang bisa mendongkrak hubungan jual-beli yang dapat berimbas pada lebih banyaknya investasi antara kedua negara. Adapun komoditas unggulan Indonesia yang diekspor ke Chile pada awal semester 2017, antara lain adalah alas kaki dengan sol luar berupa karet yang terjual sebanyak US$ 11,7 juta, dan kendaraan bermotor beserta perangkatnya sebanyak US$ 4,19 juta. Indonesia juga memproduksi minyak sawit yang juga merupakan komoditas dagang antara kedua negara. “Tapi sebenarnya kami ingin memperdagangkan semua komoditas,” kata dia.
Selanjutnya, Iman berharap dari perundingan dagang Indonesia-Chile itu Chile bisa menjadi hub untuk perdagangan Indonesia di kawasan Amerika latin. Selain untuk memperbanyak ekspor, perundingan ini juga diharapkan dapat mempermudah perdagangan impor sejumlah komoditas dari Chile ke Indonesia. “Ekspor bagus, tapi impor juga sama agusnya,” kata Iman. Tercatat, komoditas impor Indonesia dari Chile di awal semester 2017 adalah bijih dan konsentrat besi sebanyak US$ 23,3 juta dan buah anggur sebanyak Rp US$ 16,02 juta.
CAESAR AKBAR