TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan minyak Prancis, Total S.A., membeli saham Maersk Oil senilai US$ 7,45 miliar (Rp 99,5 triliun). Menurut kabar yang dilansir CNBC, kemarin, transaksi ini akan rampung pada kuartal pertama 2018 dan Total akan menguasai aset-aset Maersk Oil, yang kebanyakan berlokasi di perairan Atlantik Utara.
Maersk Oil adalah anak usaha perusahaan perkapalan dan logistik Denmark, A.P. Moller-Maersk (APM). Seperti dikutip dari manajemen A.P. Moeller-Maersk yang dirilis Koran Tempo edisi Selasa, 22 Agustus 2017, disebutkan pelepasan Maersk Oil berkaitan dengan rencana strategis untuk berfokus pada kegiatan bisnis lain, terutama yang berkaitan dengan pelayaran.
Simak: 2017, Total Bor Enam Sumur di Blok Mahakam
Setelah kesepakatan ini diumumkan, harga saham A.P. Moller-Maersk naik 4,3 persen pada awal perdagangan. Sebaliknya, saham Total turun 0,5 persen.
Transaksi ini berlangsung dengan skema tukar guling saham. Nantinya Total akan mentransfer 97,5 juta lembar saham senilai US$ 4,95 miliar ke Maersk. Nilai ini setara dengan 3,8 persen saham Total. Untuk melunasi sisa nilai transaksi, Total akan menanggung utang Maersk Oil yang mencapai US$ 2,5 miliar.
Manajemen Maersk menyatakan akan mengembalikan porsi nilai material dari saham Total yang mereka terima ke pemegang saham lain pada 2018–2019. Pengembalian ini berbentuk dividen luar biasa hingga opsi untuk buyback (pembelian kembali).
Bagi industri minyak dunia, akuisisi ini menandai kembalinya tren positif, yakni perusahaan-perusahaan besar aktif melakukan akuisisi. Hal ini dinilai sebagai tanda pulihnya industri minyak setelah harga berangsur naik pada beberapa waktu terakhir.
“Transaksi ini sesuai dengan arus kas kami, serta bisa mendorong pertumbuhan di masa mendatang,” kata Kepala Eksekutif Total Patrick Pouyanne. Manajemen Total menargetkan akuisisi ini bisa menghasilkan nilai tambah lebih dari US$ 400 juta per tahun.
Sebelumnya, Total dan perusahaan Norwegia, Statoil, membeli ladang minyak bawah laut di Brasil. Total juga menginvestasikan dana US$ 3,5 miliar selama lima tahun di ladang minyak Al Shaheen, Qatar. Namun, dalam waktu dekat, perusahaan ini akan melepas kepemilikannya di ladang minyak dan gas Blok Mahakam di Indonesia.
FERY F.