TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Jasa Marga Desi Arryani mengatakan wacana penerapan ganjil-genap di ruas tol Jakarta-Cikampek tak akan merugikan pendapatan Jasa Marga. Alasannya pihaknya melihat kelancaran di ruas tol tersebut merupakan hal yang paling utama dilakukan.
"Kami ingin jalan tol itu padat tapi mengalir, karena kalau berhenti, maka pendapatan kami jadi buruk," kata Desi Arryani saat ditemui di CIMB Niaga Hall, Jakarta, Jumat, 18 Agustus 2017.
Baca: Sistem Ganjil-Genap Bakal Diterapkan di Tol Cikampek
Desi menuturkan pihaknya menginginkan jalan tol tetap lancar, karena dengan begitu pihaknya bisa memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat. Ia menambahkan selama ini ruas tersebut memang ruas yang padat lalu lintasnya.
Diketahui rencana membatasi kendaraan dengan pelat nomor ganjil-genap di ruas tol Jakarta-Cikampek akan diujicobakan pada 22 Agustus nanti. Uji coba ini hanya dilakukan pada pagi hari pada pukul 06.00-09.00 WIB.
Simak: YLKI: Sistem Ganjil-Genap di Tol Cikampek Ngawur
Kebijakan ini direncanakan hanya berlaku pada pagi hari, karena sore harinya sudah bukan jam kerja, dan masyarakat pengguna jalan tol sudah tak lagi diburu waktu.
Desi mengungkapkan rencana pemberlakuan ganjil-genap di tol Jakarta-Cikampek sudah beberapa kali dirapatkan antara para stakeholder. Namun ia menyampaikan belum ada regulasi yang mengatur soal wacana itu sampai hari ini. "Intinya kami menunggu regulasi yang dikeluarkan apa."
Menurut Desi ruas tol ini memang padat karena ada sejumlah pembangunan dilakukan di sana, seperti LRT, Jakarta-Cikampek elevated, dan kereta cepat Jakarta-Bandung. Bagi Jasa Marga yang paling penting adalah kelancaran di jalur tersebut.
DIKO OKTARA