TEMPO.CO, Jakarta - Bursa saham global tadi malam bergerak bervariasi dalam rentang terbatas. Di Amerika, perdagangan dipengaruhi aksi jual.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan aksi jual di bursa saham Amerika berimbas kepada pelemahan sejumlah indeks saham. "Adanya rilis kinerja dari beberapa emiten komponen otomotif yang di bawah ekspektasi direspon negatif pelaku pasar," ujarnya seperti dilansir keterangan tertulis, Rabu, 16 Agustus 2017.
Reza mengatakan sentimen positif dari rilis pertumbuhan kinerja yang baik dari sektor perbankan dan kenaikan data penjualan ritel tampaknya tidak mampu membuat sejumlah indeks saham tersebut bertahan di zona hijau.
Indeks S&P dan Nasdaq masing-masing koreksi tipis 0,05 persen dan 0,11 persen di 2.464,61 dan 6.333,01. Hanya Indeks DJIA yang tercatat menguat meski tipis yaitu naik 0,02 persen di 21.998,99.
Analis First Asia Capital David Sutyanto mengatakan di Wall Street, pasar kembali berspekulasi tentang kenaikan bunga Fed Fund Rate sekali lagi di penghujung tahun ini setelah kekhawatiran atas ancaman Korea Utara menurun. "Spekulasi menyusul data penjualan ritel Juli yang mencapai 0,6 persen (mom) di atas perkiraan dan bulan sebelumnya yang masing-masing tumbuh 0,3 persen (mom)," ujar David seperti dilansir keterangan tertulis.
Simak Pula: BEI: 35 Ribu Investor Baru Masuk ke Pasar Saham
Sementara itu indeks Eurostoxx di zona Euro menguat 0,33 persen di 3.461,91. David menyatakan pelaku pasar merespons angka pertumbuhan ekonomi Jerman kuartal II 2017 yang tumbuh 0,6 persen (qoq) melanjutkan pertumbuhan kuartal sebelumnya 0,7 persen (qoq).
Reza mengatakan, penguatan bursa saham Eropa juga dipengaruhi anggapan meredanya ketegangan Amerika dan Korea Utara. Minat atas aset-aset berisiko seperti saham kembali meningkat.
Sedangkan pergerakan harga komoditas logam tadi malam cenderung koreksi. Harga nikel di London Metal Exchange (LME) turun 0,89 persen di US$ 10.335/MT. Harga timah di LME turun 1,7 persen di US$ 19.965/MT. Harga minyak mentah di Amerika mencapai US$ 47,55/barel koreksi tipis 0,08 persen.
VINDRY FLORENTIN