TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bakal mengumpulkan sejumlah pemangku kebijakan mulai dari kementerian hingga pelaku usaha konstruksi dalam Forum Nasional Daya Saing Infrastruktur. Forum yang akan dihelat 22 Agustus 2017 mendatang bertujuan untuk bersama-sama mencari terobosan untuk menaikkan peringkat daya saing infrastruktur Indonesia.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Yusid Toyib menyatakan, pada 2016 daya saing infrastruktur Indonesia berada di peringkat 60. “Beberapa waktu lalu Presiden Jokowi bilang bahwa tahun depan mesti mencapai peringkat 40. Itu yang kita kejar dengan terobosan itu," ujarnya selepas jumpa pers di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa, 15 Agustus 2017.
Baca Juga:
Yusid berujar terobosan itu perlu dilakukan untuk bisa mengejar target itu. Pasalnya, dia sangsi daya saing infrastruktur Indonesia bisa mencapai peringkat 40 selama masih menggunakan cara-cara yang biasa saja. "Paling hanya naik tiga atau empat peringkat saja," kata dia.
Untuk tingkatkan daya saing infrastruktur, kata Yusid, ada beberapa pilar yang perlu dibenahi, antara lain dari segi institusi, pendidikan, pelatihan, infrastruktur, hingga ekonomi makro. Oleh karena itu, dia menyatakan hal-hal itu tidak bisa dibahas oleh satu kementerian saja.
Kementerian lembaga lain, menurut Yusid, juga akan dilibatkan. Misalnya, untuk membahas soal rantai pasok yang berkaitan dengan kegiatan pembangunan, PUPR bakal mengajak Kementerian Perindustrian.
Baca Juga:
Lalu kemudian untuk perkara transportasi, Kementerian Perhubungan bakal dilibatkan. "BPPT dan Kementerian Keuangan juga kita ajak. Semua bersatu padu samakan derap langkah dan maju ke depan," tutur Yusid.
Yusid berpendapat, saat ini kementerian telah terpadu, namun baru dari segi program. Ke depannya, dia berharap keterpaduan itu dapat juga dirasakan di pelaksanaan dan hasilnya yang berkualitas.
Dengan begitu, meski tanpa tambahan dana, pelaksanaan-pelaksanaan program dapat tetap berjalan dengan baik dan berkualitas. "Selama ini kan salah berpikir. Saat mau maju, berpikir anggarannya berapa. Ini salah. Semestinya bagaimana anggaran yang ada bisa berkualitas. Kita berkomitmen anggaran yg ada dibelanjakan sesuai kaidah teknik," kata Yusid.
Dengan naiknya daya saing, menurut Yusid, investasi akan lebih banyak masuk. Dengan begitu, pekerjaan-pekerjaan lebih lancar dan berimbas pada penyerapan tenaga kerja yang lebih masif.
CAESAR AKBAR