TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan tantangan di bidang pangan dan energi sangat kritis bagi Indonesia dan dunia. Terbatasnya lahan pertanian dan energi fosil, kata Bambang, membutuhkan sejumlah terobosan termasuk terobosan di sektor teknologi.
"Untuk menyediakan ketahanan pangan dibutuhkan riset yang lebih dari produksi pangan dan kebijakan konsumsi," kata Bambang saat ditemui di Hotel Double Tree, Jakarta Pusat, Senin, 14 Agustus 2017.
Bambang menuturkan isu kebijakan tentang distribusi dan harga pangan juga merupakan elemen penting yang harus dibahas. Pembahasan soal dua kebijakan itu harus dilakukan untuk mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Baca: Cina-Filipina Kelola Sumber Energi di Laut Cina Selatan
Soal pangan, kata Bambang, kecukupan protein bagi masyarakat Indonesia juga penting untuk kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Bambang melihat pemanfaatan sumber protein dari laut harus dilakukan secara optimal. "Untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat sambil memelihara perikanan berkelanjutan," ujarnya.
Menurut Bambang, Indonesia juga menghadapi isu keterbatasan stok energi fosil dan batu bara. Oleh karena itu, pemerintah mencanangkan pada 2025 dan 2050 energi baru terbarukan memegang 23 persen dan 31 persen dari bauran energi nasional.
Lebih jauh Bambang memperkirakan pencapaian target ini tidak mudah karena pengembangan energi baru terbarukan membutuhkan kepastian soal jenis energi apa yang perlu ditingkatkan. Selain itu sejumlah energi baru terbarukan yang memerlukan biaya tinggi untuk dikembangkan, sementara pengembangan energi nuklir masih berisiko dan ditakuti publik.
DIKO OKTARA