TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pencapaian pasar modal selama 40 tahun menggambarkan diversifikasi ekonomi Indonesia. Dia berharap partisipasi masyarakat dalam kepemilikan saham dan aktivitas transaksi di pasar modal terus meningkat.
“Saya berharap dengan dibukanya galeri berbagai pelosok Indonesia, kepemilikan saham dan partisipasi masyarakat dalam memiliki dan mengikuti perdagangan saham itu bisa semakin diperluas,” ujar Sri Mulyani dalam acara peringatan 40 tahun pasar modal, Minggu, 13 Agustus 2017. “Sehingga bisa menciptakan apa yang disebut rasa memiliki terhadap pasar modal dan Bursa Efek Indonesia.”
Menurut Sri Mulyani, galeri investasi membuka kesempatan bagi anak muda untuk mengakses informasi mengenai pasar modal. Anak muda, jauh lebih cepat memahami, karena mereka memiliki akses terhadap teknologi dan informasi. “Kami berharap juga anak muda pada tingkat kecamatan atau desa, sehingga mereka juga memiliki pemahaman dan melihat manfaat pasar modal.”
Sri Mulyani mengatakan dana desa yang digulirkan sebesar Rp 60 triliun bisa dipakai untuk membangun desa. Pembangunan infrastruktur desa itu ia harapkan dapat meningkatkan pendapatan di pedesaan. Pendapatan itu kemudian bisa digunakan untuk menabung di pasar modal.
Simak Pula: BEI: 35 Ribu Investor Baru Masuk ke Pasar Saham
Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang tahun ini telah meresmikan 57 galeri. Hingga saat ini terdapat 297 galeri investasi di seluruh Indonesia.
Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso berharap industri pasar modal Indonesia menjadi salah satu pasar modal terbaik di dunia. Dia menjelaskan, pada awal beroperasi, indeks harga saham gabungan pasar modal berada di level 98,00. Posisi indeks melonjak 5.000 persen menjadi 5.766,13 pada 11 Agustus 2017. Begitu juga dengan kapitalisasi pasar. Saat ini kapitalisasi total mencapai Rp 6.319,55 triliun, naik drastis dari awal pembukaan pada 1977 yang sekitar Rp 2,73 miliar.
Dengan pencapaian itu, kata Wimboh, pasar modal Indonesia mampu sejajar dengan beberapa negara maju. “Baik di kawasan ASEAN maupun dunia.” Dia menambahkan, industri pasar modal Indonesia saat ini juga sudah menjadi salah satu tujuan investasi yang menarik bagi para investor, baik lokal maupun asing.
Pada peringatan 40 tahun pasar modal, manajemen bursa meresmikan Patung Banteng Wulung seberat 7 ton sebagai ikon baru pasar modal. Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan patung tersebut dibuat dari kayu yang sudah menjadi fosil berumur 2,5 juta tahun dan dipahat di Bali oleh seniman lokal I Made Budiyaksa.
Tito mengatakan ikon Banteng Wulung diambil dari sejarah Kerajaan Banten, yang berwarna hitam, gesit dalam bergerak, berlari kencang dalam menjaga negara dan memberikan kesejahteraan.“Ini ditemuinya di Banten, 30 meter di bawah tanah. Jadi benar-benar asli Indonesia. Kayunya, pemahatnya, dan bantengnya.”
Menurut Tito, dunia pasar modal selalu akrab dengan dua jenis hewan, banteng dan beruang. Banteng merupakan ikon kenaikan indeks harga saham gabungan (bullish). Adapun beruang menggambarkan indeks sedang mengalami tren penurunan (bearish).
“Jadi, di seluruh dunia lambang dari bursa diharapkan bullish terus, bull. Di bursa Amerika ada namanya Charging Bull terbuat dari perunggu. Di Cina dari perunggu, ada juga yang dari batu, semuanya banteng.”
DESTRIANITA