TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi, 9 Agustus 2017, bergerak melemah tipis sebesar satu poin menjadi Rp 13.314 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.313 per dolar Amerika Serikat (AS).
Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, di Jakarta mengatakan bahwa pasca rilis angka pertumbuhan ekonomi Indonesia serta beberapa data ekonomi nasional yang cukup positif membuat pergerakan rupiah stabil, menandakan optimisme di pasar masih terjaga.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada triwulan II tahun 2017 tumbuh sebesar 5,01 persen year on year (yoy). Sementara itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Juli 2017 naik 1,0 poin dari bulan sebelumnya menjadi sebesar 123,4. "Indeks Keyakinan Konsumen sebagai elemen produk domestik bruto (PDB), data itu perlahan membaik," katanya.
Baca: Diprediksi Melemah, Rupiah Justru Dibuka Menguat
Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, menambahkan pernyataan dari salah satu pejabat The Fed bahwa tidak perlu untuk kembali menaikkan tingkat suku bunga acuan dalam waktu dekat dapat menahan laju dolar AS.
"Pelaku pasar melihat adanya ketidakyakinan The Fed untuk menaikkan kembali tingkat suku bunga sehingga berimbas pada rupiah yang stabil," katanya.
Di sisi lain, lanjut Reza, kenaikan nilai cadangan devisa pada Juli 2017 juga turut menjaga fluktuasi mata uang rupiah terhadap dolar AS. Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Juli 2017 tercatat 127,76 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Juni 2017 yang sebesar 123,09 miliar dolar AS.
ANTARA