TEMPO.CO, Jakarta -Deputi Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Subandi Sardjoko mengatakan saat ini dari 169 target Suistanable Development Goals atau tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), terdapat 19 target yang belum bisa tercapai. Beberapa target tersebut terkait bidang kesehatan.
"Penyebabnya antara lain adalah angka kematian ibu yang masih tinggi, sanitasi di pedesaan, dan penyakit menular seperti HIV Dan TBC," Kata Subandi pada diskusi publik dengan tema "Susu Sebagai Sumber Nutrisi yang Terjangkau dan Mendorong Pemberdayaan UKM", selasa 8 Agustus 2017 di Ritz Carlton Jakarta.
Subandi menilai pentingnya kerja sama agar target SDGs tersebut dapat tercapai. Antara lain kerja sama antara pemerintah dengan swasta, akademisi, organisasi masyarakat, serta mitra pembangunan (UNICEF, WHO, dan lain-lain). "SDGs sifatnya bottom up sehingga partisipasi tidak hanya pemerintah tetapi juga NGO dan akademisi, pebisnis, serta filantropi," ucapnya.
Mengingat beberapa target yang belum terpenuhi tersebut berasal dari bidang kesehatan, Subandi ingin agar tingkat pemenuhan gizi masyarakat terus ditingkatkan, sehingga dapat meminimalisisir penyakit. Salah satu cara adalah dengan mendukung konsumsi susu dalam masyarakat, tanpa mengesampingkan peran pentingnya air susu ibu (ASI).
Apalagi, saat ini tingkat konsumsi susu di Indonesia masih tergolong rendah yakni 17,2 kilogram per kapita. Jauh tertinggal dengan Singapura yang memiliki tingkat konsumsi susu sebesar 48,6 kilogram per kapita. Masalah ini harus segara diatasi agar target SDGs bisa tercapai.
Usaha peningkatan konsumsi susu di Indonesia tersebut menurut Subandi tidak hanya membutuhkan peran pemerintah, tetapi pelaku usaha itu sendiri. Apalagi mengingat saat ini kebutuhan susu di Indonesia baru bisa dipenuhi sebesar 852 ribu ton saja dari total kebutuhan susu nasional sebesar 4,45 juta ton.
BIANCA ADRIENNAWATI |SETIAWAN ADIWIJAYA