TEMPO.CO, Natuna - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti atau Menteri Susi ingin membangun sebanyak 50 Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) setiap tahunnya. Namun, tahun ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan baru menargetkan membangun SKPT di 12 wilayah.
"Ada Saumlaki, kita mulai tahun depan. Kemudian Merauke," kata Susi saat meninjau salah satu SKPT yang telah mulai beroperasi, SKPT Natuna, yang berlokasi di Kepulauan Riau, Senin, 7 Agustus 2017.
Simak: Menteri Susi: Indonesia Paling Ditakuti Pencuri Ikan di Dunia
Selain SKPT Natuna, SKPT Saumlaki, dan SKPT Merauke, menurut data, SKPT lainnya yang akan dibangun tahun ini adalah SKPT Mentawai, SKPT Nunukan, SKPT Talaud, SKPT Morotai, SKPT Biak Numfor, SKPT Mimika, SKPT Rote Ndao, SKPT Sumba Timur, dan SKPT Sabang.
Namun, menurut Susi, membangun SKPT di daerah terluar tidak lah mudah. Berbagai persoalan dihadapi, seperti kendala transportasi dan tingginya biaya pembangunan. "Menarik orang ke sana juga tantangan. Tapi kita nggak boleh putus asa," ujarnya.
Menurut Susi, salah satu SKPT yang akan diresmikan dalam waktu dekat ini adalah SKPT Natuna di ujung utara Indonesia. "Kalau bisa saya ajukan antara Oktober-November kepada Pak Presiden (Joko Widodo) untuk diresmikan, sesuai janji kepada beliau," katanya.
Fasilitas-fasilitas dasar di SKPT Natuna, menurut Susi, ditargetkan rampung pada Juli lalu. Namun, pada 1 Juni 2017, fasilitas-fasilitas dasar yang ada di SKPT Natuna sudah beroperasi. "Walaupun Pertamina belum masuk, dengan mobil (ke SPBU) dua kilometer dari sini bisa," ujarnya.
Selain stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN) yang belum terbangun, menurut Menteri Susi, mesin es yang ada di SKPT Natuna juga mesti ditambah. "Kapal-kapal juga harus mau singgah. Jangan cuma nangkap di Laut Natuna bawa langsung ke Jawa," tuturnya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI