TEMPO.CO, Natuna - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menargetkan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Natuna diresmikan akhir tahun ini. Dalam kunjungannya ke Natuna pada 5-8 Agustus 2017, Susi ingin memastikan pembangunan fasilitas di SKPT mengalami kemajuan.
"Saya ingin pastikan semua oke. Kalau bisa, saya ajukan antara Oktober dan November kepada Pak Presiden untuk diresmikan, sesuai dengan janji kepada beliau," kata Susi saat meninjau SKPT Natuna, Kepulauan Riau, Senin, 7 Agustus 2017.
Fasilitas-fasilitas dasar, menurut Susi, ditargetkan rampung pada Juli lalu. Namun, pada 1 Juni 2017, fasilitas-fasilitas dasar yang ada di SKPT Natuna sudah beroperasi. "Walaupun Pertamina belum masuk, dengan mobil (ke SPBU) dua kilometer dari sini bisa," ujarnya.
Selain stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN) yang belum terbangun, menurut Susi, mesin es yang ada di SKPT Natuna mesti ditambah. "Kapal-kapal juga harus mau singgah. Jangan cuma menangkap di Laut Natuna bawa langsung ke Jawa."
Saat ini, terdapat Perum Perusahaan Indonesia (Perindo) yang telah berinvestasi di SKPT Natuna dengan membangun cold storage. Ke depan, menurut Susi, PT Perikanan Nusantara (Perinus) juga akan masuk. "Perindo kan juga ada kerja sama dengan Blackspace (perusahaan Rusia)."
Susi menambahkan, memang terdapat beberapa investor yang tertarik menanamkan modalnya di SKPT Natuna. "Keinginan saya, semua investasi di sini berbau negara supaya kita bisa kontrol, karena Natuna adalah wilayah yang strategis," katanya.
Dengan beroperasinya SKPT tersebut, Susi berharap nelayan Natuna lebih sejahtera. Nelayan Natuna bisa mendapatkan pasar baru dari luar dengan SKPT itu. "Yang dari luar bisa berintegrasi di sini, lalu spend money di sini. Pemda juga bisa pungut retribusi dari sebagian pendapatan nelayan."
ANGELINA ANJAR SAWITRI