TEMPO.CO, Batam - Seorang kapten kapal Limin Venture berjenis vessel sedang memandu Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengelilingi deck kapal. Ia menjelaskan satu per satu fungsi kapal yang mengangkut ribuan kilometer kabel optik tersebut. Kapal berbendera Indonesia itu nantinya akan menjadi penentu proyek raksasa Palapa Ring Barat.
Rudiantara diajak menyusuri deck utama kapal, ruang navigasi, kamar tidur, ruang sekoci, hingga tempat para ahli bakal menanam kabel optik di bawah laut. Dia ingin memastikan bahwa semuanya berjalan seperti yang direncanakan. “Ini adalah rangkaian penting dalam pembangunan kabel laut,” kata Rudiantara saat memulai penggelaran di Batam pada Minggu pekan lalu, 6 Agustus 2017.
Baca: Pembiayaan Lancar, Palapa Ring Paket Timur Rampung 2019
Kapten warga negara asing itu juga memperlihatkan kabel optik yang akan ditanam nantinya. Kabel itu seukuran jempol tangan tapi sangat kuat. Kabel itu dilapisi kaca, anti karat, memiliki ketahanan puluhan tahun, dan memiliki 24 serat seukuran benang. Kabel inilah yang disebut Rudiantara sebagai tol telekomunikasi Indonesia, Palapa Ring.
Direktur Utama PT Palapa Ring Barat, Syarif Lumintarjo mengatakan sudah merampungkan penanaman kabel optik di darat. Saat ini kapalnya sudah mengangkut 1.500 km kabel optik untuk dibentangkan di laut. Totalnya proyek Palapa Ring Barat akan memiliki panjang 2.275 kilometer. “Rencananya Insya Allah kapalnya berangkat tanggal 14 Agustus,” tutur dia.
Simak: Di Morotai, Pembangunan Palapa Ring Paket Tengah Dimulai
Kapal Limin Venture itu akan menanam kabel laut dengan dua metode. Jika laut dangkal, kabel akan dikubur. Sebaliknya, jika di laut dalam, maka kabel akan digantung. Nantinya pihaknya akan kerja sama dengan Bakamla untuk menjaga kabel agar tidak tergaruk kapal yang lewat atau penyebab lainnya.
Sekitar satu jam mengitari kapal, Rudiantara buru-buru meninggalkan kapal. Ia kemudian menemui para operator telekomunikasi yang sedang menggelar musyawarah nasional di Hotel Radisson Golf & Convention Centre Batam.
Menkominfo Rudiantara memulai pembangunan Palapa Ring Paket Tengah di Morotai. TEMPO/Diko Oktara.
Seorang sumber di kementerian menyebut bahwa pertemuan itu di luar dari jadwal Rudiantara selama di Batam. Rudiantara diminta menjadi pembicara di acara munas Asosiasi Sistem Komunikasi Kabel Laut Seluruh Indonesia (Askalsi). Para operator juga berusaha mendekati menteri agar mereka bisa berkontribusi menjadi pengguna Palapa Ring Barat.
Direktur Utama Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI), Anang Achmad Latif membenarkan bahwa sudah ada sejumlah operator yang nanti akan menggunakan kabel optik Palapa Ring Barat. “Karena banyak menjangkau pasar potensial, sekarang banyak operator yang sudah reservasi,” tutur Anang saat ditemui di tempat terpisah.
Namun Anang tidak membeberkan nama-nama operator yang sudah melobinya. Dia mempersilahkan semua operator bisa memasang jaringan nantinya di kabupaten terpencil, setelah proyek Palapa Ring beroperasi pada tahun depan.
Saat ini pihaknya sedang membentuk tim untuk menentukan besaran tarif bagi operator yang akan menggunakan Palapa Ring nantinya. Dia menargetkan tarif sewa jaringan kabel optik itu akan rampung pada Oktober mendatang. “Kalau perlu gratis, kami tidak mengutamakan keuntungan dalam hal ini,” ucap dia.
Pemerintah tidak terlalu pusing dengan besaran tarif sewa nantinya, asalkan operator mau menjangkau internet cepat dan terjangkau ke pelosok negeri. Di bagian wilayah Barat Indonesia, proyek Palapa Ring Barat akan menjangkau lima kabupaten baru dan enam kabupaten yang sudah terkoneksi. Di antaranya di Bengkali, Kepulauan Meranti, Linga, Kepulauan Anambas, dan Natuna. Selain itu, juga menjangkau di Kabupaten Siak, Kota Dumai, Kabupaten Kepulauan Karimun, Kota Batam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan Singkawang.
Menteri Rudiantara ingin ada pemerataan harga dan akses internet di semua wilayah pelosok Indonesia, bahkan di daerah terpencil. Apalagi pembiayaan proyek raksasa itu berasal dari dana Universal Service Obligation (USO) dari swasta dengan total Rp 3,4 triliun. “Skemanya kami harus mengembalikan investasi mereka dalam kurun 15 tahun,” ucap Anang.
Pemerintah nantinya memiliki kewajiban mengangsur investasi dengan total Rp 21 triliun selama 15 tahun. Pemerintah merasa diuntungkan karena swasta bersedia menalangi investasi awal hingga masuk ke tahap operasional. Jika ada pengenaan tarif bagi operator nantinya itu sebuah pendapatan tambahan.
Proyek raksasa telekomunikasi Indonesia itu terbagi atas tiga bagian, di antaranya Palapa Ring Barat, Tengah, dan Timur. Saat ini, Palapa Ring Barat telah rampung 72 persen dan akan selesai pada akhir Desember. Rudiantara minta agar pembangunan di wilayah Natuna dipercepat agar pada Oktober mendatang di sana sudah beroperasi saat HUT TNI. Proyek ini dilaksanakan dan dioperasikan oleh PT Palapa Ring Barat.
Sedangkan pembangunan Palapa Ring Tengah sudah mencapai 25 persen. Targetnya akan rampung Maret tahun depan. Lalu Palapa Ring Timur baru mencapai 15 persen dan akan rampung September 2018. Palapa Ring Timur akan membentangkan jaringan sepanjang 6.878 kilometer dan menyentuh lebih dari 35 kabupaten di wilayah Timur Indonesia.
Ketua Umum Askalsi 2014-2017, Nanang Hendarno sumringah mendengar rencana pemerintah memperluas jaringan kabel laut. Nantinya ia juga meminta bantuan pemerintah untuk saling sinergi memetakan kabel laut di Indonesia. “Kami akan melakukan advokasi legal poin kegiatan reklamasi kabel laut, supaya aman agar kabelnya tidak kena garuk,” ucap dia.
Dia juga merencanakan untuk mengajak para operator telekomunikasi saling kerja sama. Hal ini untuk menekan biaya produksi dan menekan harga jual ke masyarakat. Sehingga masyarakat diuntungkan karena internet terjangkau tapi memiliki kualitas yang lebih baik.
AVIT HIDAYAT