TEMPO.CO, Jakarta - Untuk mengatasi masalah kekeringan, pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), membuka kesempatan bagi pihak swasta untuk berinvestasi pada sektor desalinasi atau pengolahan air asin menjadi air tawar.
"Saya akan sangat terbuka dengan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi kekeringan. Program pengolahan air laut menjadi air tawar bisa saja dilakukan," kata Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi di Gunung Kidul, Senin, 7 Agustus 2017.
Immawan mengatakan pengolahan air laut menjadi air tawar merupakan solusi alternatif guna mengatasi kekeringan. "Kami sangat menyambut baik jika ada swasta yang bisa mengembangkan teknologi tersebut," ujarnya.
Menurut Immawan, selama ini Kabupaten Gunungkidul mengalami kekeringan setiap musim kemarau. Meski sumber mata air cukup banyak, namun tidak bisa diakses karena masalah terbatasnya anggaran.
Baca: Begini Kekeringan Landa Ribuan Warga di Tiga Kecamatan di Tegal
"Pada dasarnya, Gunungkidul bukan kekurangan air, namun kesulitan dalam mengakses air," ujarnya.
Dia mengatakan pemkab setempat berupaya memanfaatkan sumber air di dalam tanah salah satunya terus mencari sumber air. "Kami berupaya melakukan pencarian mata air baru," katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Sutaryono mengatakan sampai saat ini sebanyak delapan kecamatan dengan 137 ribu jiwa mengalami kekeringan.
"Kami setiap hari mengirimkan bantuan sebanyak 28 tangki air. Saat ini sekitar 800-an tangki yang sudah disalurkan. Untuk masyarakat atau instansi yang ingin menyalurkan bantuan bisa meminta data ke kami, sehingga tidak bertumpuk satu titik," katanya menambahkan.
ANTARA