TEMPO.CO, Jakarta - Rasio elektrifikasi semester satu tahun ini mencapai 92,8 persen atau melampaui target 92,75 persen. “Kinerjanya cukup baik,” ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Andy Noorsaman Sommeng, Jumat, 4 Agustus 2017.
Andy menuturkan tambahan pembangkit listrik sudah mencapai 50 persen dari target 2017. Ia menyatakan target tambahan pembangkit tahun ini adalah 2.688 megawatt, dan angkanya sudah mencapai 1.361 megawatt di semester I 2017.
Pemerintah mencoba mempercepat program penyediaan listrik melalui sinergi APBN, CSR BUMN, dan mengundang partisipasi swasta dengan mengoptimalkan sumber energi baru terbarukan setempat. Sedangkan untuk pelaksanaan program 35 ribu megawatt hingga semester I 2017, pembangkit yang sudah COD sebesar 768 megawatt.
Pembangkit yang sedang dikonstruksi sebesar 14.193 megawatt, PPA yang belum konstruksi sebesar 8.550 megawatt, pengadaan sebesar 5.155 megawatt, dan perencanaan sebesar 7.170 megawatt.
Mengenai elektrifikasi di perdesaan, Andy menyatakan sudah ada beberapa investor berkonsultasi dengan pihaknya untuk berpartisipasi di dalam program elektrifikasi perdesaan. "Baru konsultasi saja, belum ada investasi," ujarnya.
Menurut Andy sudah ada investor dari Amerika Serikat berkonsultasi kepada Kementerian ESDM, dan melakukan kajian di Papua. Tercatat setidaknya ada 20 perusahaan yang sudah melakukan konsultasi. "Tujuannya adalah membuka supaya tidak ada ketergantungan pada PLN."
DIKO OKTARA