TEMPO.CO, Moskow - Pemerintah Indonesia optimistis percepatan pembentukan Indonesia-Russia Preferential Trade Agreement (PTA) atau Perjanjian Perdagangan Produk Tertentu dan Kesepakatan Perdagangan Bebas Indonesia-Eurasia (FTA) bakal berdampak positif bagi perekonomian. Salah satunya adalah positif karena dapat mendorong perdagangan yang seimbang dengan Rusia dan negara-negara di kawasan Eurasia.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebutkan, nilai perdagangan antara Indonesia dan Rusia tahun lalu mencapai US$ 2,11 miliar. “Di mana Indonesia mengantongi surplus sebesar US$ 411 juta,” ujarnya, seperti dikutip dari Antara, Jumat, 4 Agustus 2017. Nilai perdagangan itu naik bila dibandingkan dengan nilai pada 2015 sebesar US$ 1,9 miliar.
Enggartiasto menjelaskan, ekspor nonmigas Indonesia ke Rusia tumbuh sebesar 8,5 persen dalam lima tahun terakhir. Tahun lalu, nilai ekspor ke negara beruang merah itu mencapai US$ 1,3 miliar.
Sementara pada periode Januari-Mei 2017, total perdagangan Indonesia-Rusia melonjak 54,43 persen. Pertumbuhan ini bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan nilai perdagangan sebesar US$ 1,12 miliar.
Indonesia, kata Enggartiasto, mencatat surplus perdagangan US$ 77,45 juta dengan nilai ekspor sebesar US$ 599,97 juta dan nilai impor sebesar US$ 522,52 juta. Produk ekspor utama Indonesia ke Rusia antara lain kelapa sawit dan turunannya, kopi, karet, minyak kelapa, dan cokelat.
Dalam forum bisnis itu juga ditandatangani nota kesepahaman kerja sama antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jakarta dan Kadin Moskow. Selain itu juga ditandatangani sejumlah kerja sama perusahaan swasta kedua negara.
Pemerintah Federasi Rusia sangat mendukung pembangunan infrastuktur pemerintah Republik Indonesia karena dapat melancarkan arus barang dan investasi dari luar negeri, termasuk dari Rusia, dalam peningkatan kerja sama ekonomi kedua negara.
Deputi Menteri Perindustrian Perdagangan Rusia Oleg Ruanzantsev dalam Forum Bisnis Rusia-Indonesia di Moskow yakin Indonesia akan menjadi negara yang terkemuka dalam pembangunan infrastruktur. Rusia memiliki kepentingan ekonomi dalam pengembangan investasi di Indonesia pada berbagai bidang seperti infrastruktur, sektor energi, dan perdagangan serta industri.
"Mempererat kerja sama menjadi kata kuncinya," kata Oleg saat tampil dalam sesi bersama Menteri Enggartiasto, Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia M Wahid Supriyadi. Selain itu sesi tersebut juga dihadiri oleh Ketua Kadin DKI Jakarta Eddy Kuntadi, dan Direktur ASEAN Center MGIMO University Rusia Prof Dr Victor Sumsky.
Dalam sesi yang dipandu oleh Ketua Dewan Bisnis Rusia Indonesia Mikhail Kuritsyn, Oleg menegaskan pemerintahnya siap membantu kebutuhan Indonesia dalam mempercepat pembangunan dan pengembangan infrastruktur.
ANTARA