TEMPO.CO, Jakarta - Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, memperkirakan pergerakan rupiah masih cenderung variatif. Rupiah diperkirakan akan bergerak di kisaran support Rp 13.346 dan resisten Rp 13.305.
Reza mengatakan pergerakan rupiah cenderung variatif karena belum adanya sentimen yang kuat untuk mendorong matan uang ini bertahan di teritori hijau. "Kemungkinan sentimen dari dalam negeri yang masih minim membuat rupiah enggan bertahan di zona hijau," katanya, seperti dilansir keterangan tertulis, Jumat, 4 Agustus 2017.
Simak: Investor Asing Catat Penjualan Bersih Rp 210 Miliar
Reza berharap pergerakan dolar Amerika Serikat yang melemah masih dapat membantu laju rupiah untuk dapat berbalik ke zona hijau. Laju dolar Amerika masih mengalami pelemahan.
Dolar diperdagangkan lebih rendah dan tetap berada di wilayah negatif setelah laporan pekerjaan sektor swasta ADP dirilis. Pada Juli, tercatat 178 ribu pekerjaan ditambahkan ke ekonomi Amerika. Jumlahnya naik dari 158 ribu dibanding Juni. Namun jumlahnya di bawah perkiraan konsensus FactSet yang telah menunjuk 190 ribu pekerjaan baru.
Dolar Amerika juga masih melemah saat Presiden Federal Reserve, bank sentral Amerika, Cleveland Loretta Mester, mengatakan bank sentral harus terus melakukan langkah pengetatan bertahap. Dia menuturkan langkah tersebut perlu diambil meski melambat baru-baru ini dalam inflasi.
Dibanding rupiah, laju dolar Amerika juga masih tetap di zona merah saat Presiden Federal Reserve San Francisco, John Williams, menyatakan ekonomi Amerika telah pulih sepenuhnya dari krisis keuangan. Dalam pidato di Las Vegas itu, Williams juga menuturkan bank sentral harus mulai melepaskan neraca senilai US$ 4,5 triliun pada musim gugur ini.
VINDRY FLORENTIN