TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komunitas Mangrove Bengkulu mengolah buah mangrove jenis Sonneratia dan Bruguera untuk dijadikan berbagai jenis makanan, seperti dodol, onde-onde, serta sirup. "Kami terus kembangkan olahan buah mangrove menjadi berbagai jenis makanan sekaligus bahan kampanye pentingnya pelestarian ekosistem mangrove," kata Faramudita, Anggota Komunitas Mangrove Bengkulu, di Bengkulu, Kamis, 3 Agustus 2017.
Ia mengatakan pertama kali mengenal olahan buah mangrove setelah mengikuti studi banding ke Yayasan Pilar Indonesia di Sumatera Utara. Yayasan yang bekerja di wilayah Pantai Timur Sumatera itu telah mengolah buah mangrove menjadi berbagai jenis makanan seperti kerupuk, mi, dan jenis lainnya.
Baca: DPR: Hutan Mangrove Bisa Jadi Obyek Wisata Baru
"Makanan yang kami buat modifikasi sendiri, seperti onde-onde, dan rasanya cukup enak. Ada juga rencana uji coba es batangan," ujar Faramudita.
Anggota komunitas ini pun mulai mengenalkan cara pembuatan olahan makanan dari mangrove tersebut kepada masyarakat pesisir.
Baca Juga:
Selain bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat melestarikan ekosistem mangrove, pihaknya juga mengenalkan potensi ekonomi yang dapat dikembangkan masyarakat di sekitar mangrove.
Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem penting yang memiliki fungsi ekologis dan ekonomi serta ekowisata. Di wilayah Bengkulu, habitat mangrove dapat ditemui di pesisir Kota Bengkulu, Mukomuko, Seluma dan Bengkulu Tengah serta Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara.
ANTARA