TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyiapkan skenario pengalihan arus lalu lintas untuk mengantisipasi kemacetan di jalan tol Jakarta-Cikampek ruas Cikunir hingga Karawang Barat.
Pengalihan arus yang melibatkan Kementerian Perhubungan, kepolisian, dan Jasa Marga ini terkait dengan pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek II (Elevated), light rail transit (LRT), dan kereta cepat Jakarta-Bandung.
Direktur Jenderal Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto mengatakan akan mengoptimalkan penggunaan jalan nasional sebagai alternatif. “Pada jalan alternatif juga akan dilakukan dukungan peningkatan sistem lalu lintas antara lain dengan menambah tanda penunjuk jalan serta perbaikan pengerasan jalan dan bahu jalan,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, 2 Agustus 2017.
Baca: Proyek Tol Jakarta-Cikampek II Dilanjutkan, Waspadai Macet Parah
Arie mengungkapkan bakal membentuk satuan tugas gabungan yang akan diberi kewenangan penuh untuk mengatur lalu lintas di sepanjang lokasi pembangunan jalan tol Cikampek, termasuk mengatur kontraktor dalam pemasangan pagar batas wilayah kerja. “Pihak kontraktor diminta memasang pagar pembatas hanya pada area yang memang sedang benar-benar dikerjakan. Setelah selesai di satu area, maka pagar pembatas tersebut harus segera dibuka,” ucapnya.
Ia menyebutkan skenario lain adalah pengaturan waktu (windows time) mobilisasi peralatan berat dan kendaraan besar, seperti truk pengangkut barang. Menurut Arie, pengaturan jendela waktu tidak mengganggu mobilisasi kendaraan kecil pada jam sibuk. Ia memperkirakan keberadaan truk di tengah jam sibuk memperparah kemacetan.
Baca Juga:
Simak: Tiga Proyek Dibangun Bersamaan, Tol Cikampek Macet
Arie menyarankan agar pelaku industri mengoptimalkan angkutan kereta untuk distribusi barang selama masa konstruksi jalan tol Jakarta-Cikampek II (Elevated). “Untuk meningkatkan volume angkutan barang menuju Pelabuhan Tanjung Priok, dapat mengoptimalkan penggunaan fasilitas kereta api logistik Pelabuhan Tanjung Priok-Cikarang Dryport,” katanya.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XI Atyanto Busono mengungkapkan sejumlah jalan alternatif menjadi pilihan. Beberapa di antaranya JORR (Cakung)-Jalan Raya Bekasi-Jalan sultan Agung-Jalan Jenderal Sudirman-Jalan Juanda-Jalan Diponegoro-Jalan Teuku Umar-Jalan Imam Bonjol-Jalan Martadinata-Jalan Raya lemah Abang-Jalan Rengas Bandung-Jalan Pangkal Perjuangan-Jalan Jend. A. Yani (Karawang) untuk dilalui kendaraan besar.
Sedangkan untuk kendaraan kecil, Arie mengatakan telah menyiapkan tiga jalur alternatif. Beberapa di antaranya rute JORR (Kalimalang)-Jalan KH Noer Ali-Jalan Mayor Madmuin Hasibuan-Jalan Chairil Anwar-Jalan Raya Inspeksi Kali Malang-Jalan Pasir Jati (Karawang) sebagai alternatif pertama. Rute JORR Jati asih-Jalan Raya Cikunir-Jalan Galaxy 1-Taman GaLaxy Raya-Jalan KH Noer Ali sebagai alternatif kedua. Alternatif ketiga adalah rute Jagorawi (Cibubur)-Jalan Alt. Cibubur-Jalan Raya Jonggol Cileungsi-Jalan Tunggulis-Jalan Raya Cilengsi-Jalan Raya Cibarusah-Jalan Inspeksi Kalimalang.
ARKHELAUS W.