TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha katering haji embarkasi Jakarta-Bekasi memastikan usahanya tidak terkena dampak kenaikan harga garam di pasaran yang mencapai 400 persen.
"Saat tender sebelum Ramadan, kami sudah kalkulasi potensi kenaikan seluruh bahan baku jadi tidak sampai terpengaruh," kata bagian kepegawaian Katering H Iis, Conny, di Bekasi, Selasa, 1 Agustus 2017.
Katering H Iis, yang telah menggarap menu masakan bagi calon haji Jawa Barat embarkasi Jakarta-Bekasi, Jalan Kemakmuran, Bekasi Selatan, Kota Bekasi sejak 2009 itu, mengaku telah memiliki stok garam yang mencukupi dari perusahaan rekanannya.
"Jenis garam yang kami gunakan adalah garam halus yang disediakan vendor untuk semua menu masakan yang kami sajikan," ujarnya.
Baca: Harga Garam Mahal, YLKI Curigai Mafia Impor
Conny mengungkapkan, dalam sehari, pihaknya memproduksi sekitar 1.500 porsi makanan untuk tiga kloter calon haji asal Jawa Barat. Garam juga digunakan untuk memproduksi makanan ringan, seperti bakpao, pastel, dan sosis Solo.
"Mayoritas makanan memang membutuhkan bumbu garam, seperti daging, sayur, ikan, ayam, dan telur," ucapnya.
Menurut Conny, dampak kenaikan harga garam tidak sampai dirasakan pengusaha makanan berskala besar seperti H Iis, tapi hanya kepada pengusaha kuliner yang berskala kecil.
"Mungkin dampaknya terasa pada kelompok bisnis makanan yang skalanya kecil saja. Kalau kami memang sudah punya stok garam yang cukup selama musim haji ini," tuturnya.
ANTARA